Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keadaan ini Aku Baru Sadar Telah Terjerumus Terlalu Jauh ke Dasar Hatimu

19 Januari 2016   10:26 Diperbarui: 19 Januari 2016   10:26 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan ini Aku Baru Sadar Telah Terjerumus Terlalu Jauh ke Dasar Hatimu

Puisi : Edy Priyatna

Demi saat pagi aku berangkat melangkah mengikuti arah jejak khayalan kembali menelusuri jalan berliku berdebu jantung pun berdetak kencang sambut anugerah pahlawanku pada hari ini kami bersukacita bersyukur dan berdoa sebab negeri ku telah merdeka kemerdekaan sangat langka

Awal kini aku mohon ijin terbang dan ke angkasa pergi menjenguk bulan mahal harganya seluruhnya dan semuanya itu tak dapat diulang kembali hilang untuk membujuknya agar tiba pada malam badar penuh purnama di dadamu kau berlalu tanpa meminta balas jasa meleleh seluruh napas

Sekarang kami berada di tamanmu dan tubuh-tubuh kaku terbujur sunyi terpancang nisan bisu tak bernama tanah merah tanpa bersulam bunga namun kau rela terbaring dipusara kuburan kami senantiasa ingat dirimu sebelum sempat kukalungkan bunga di lehermu semat kan bintang jasa

Keadaan ini aku baru sadar telah terjerumus terlalu jauh kedasar hatimu menelusuri sawah hijau menyebrangi sungai bening dan melintasi hutan belantara gunung-gunung menjulang awan putih angkasa biru berdebar jantung bungamu amat harum bergerak terbenam ke semua urat nadiku

(Pondok Petir, 19 Januari 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun