Ketenangan
Puisi : Edy Priyatna
Detak jantung ku selalu mengejar waktu tatkala jalan ku tak searah lagi keterjagaan ku kerap menggugah jiwa mengingat kalbu nan tertitip jauh apimu tak pernah padam terlampau di tinggi pagar tradisi kau menyerah kendati benak ku sudah hampir penuh bayang-bayang rasa potret-potret
Pondok ku kah ini nan datar terbaring kelam pijar lapar menjilat terlepas kurayu umurmu sebelum akhir September sabarlah barang jurus sesaat langkah mu jangan kau lekas kan hingga usai ku berdoa sebentar nanti setelah langit mulai biru kembali di hapus mega hitam nan pekat kental
Harus mencoba untuk berdiri tegar berjalan kembali menyusuri tepi laut arungi samudra nan sarat prahara jelang hidup kemauan hati beruntung menuju pulau harapan cinta dan kau kelak akan terima pesan kerinduan janganlah kasih rindu-rindu tertahan keheninganmu tak kan membuatku
Tuhan ku nan maha agung ucap mulut hati ku nan maha pengasih lagi sepi selama aku masih belum dipanggil terpagut hanyut tangan-tangan panjang menyuruk jiwa tanpa raga tiada ternyapa terpanggil di duniamu maha penyayang lindungi lah diriku dan seluruh sahabat ku nan sedang
(Pondok Petir, 05 Desember 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H