Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tabur Bunga Harum Tak Pernah Sirna

27 Juli 2015   08:30 Diperbarui: 27 Juli 2015   08:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tabur Bunga Harum Tak Pernah Sirna

Puisi : Edy Priyatna

Posterior kusebrangi bukit nan sedikit tandus karena tumbuhannya sirna aku berlari menuju pantai biru diiringi hembusan angin sejuk hingga sepi terdengar suara ombak menderu tanah air mengibarkan bendera ditiang analitis mengadu berbagai macam alasan pada sebuah diskusi besar

Pada catatan hidup nan belum bersih dari pada raut wajah bernoda biru disiksa atau tersiksa aku berusaha tersenyum walau wajah membeku panggilan suara nyaring tetap tak di dengar oleh para pemukim tanah semut malam menyentuh dada membuatku terjaga mengingatkan doa

Tabur bunga harum tak pernah sirna membuat ikan menari diriak sungai bening mengalir berlimpah dari mata dalam perut bumi semua melihat dan menikmatinya semua mendengar timbunan suara angin mendesing dari samudera melewati pantai indah menembus kesejukan pegunungan

Jalanku terhenti dalam puisi lalu melukis didalam benak gempuran sunyi badai mendera hati letusan gunung menghentak jiwa getaran mayapada membelah hidup sayup terdengar jeritan tangis ibu pertiwi di tanah airku semasaku mulai larut pasrah kugadaikan jiwaku desirnya mengerawang

Cinta tulus takkan lekang oleh waktu adalah senandung pengantar tidur status tertancap dalam kalbu nan berduka bagaikan mayat tanpa rumah saat berlari disetubuhi takut tidur panjangpun tak berani ditunggu teman kerinduan bagai api selalu menyala dalam tidur masih tergambar warna

(Pondok Petir, 27 Juli 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun