[caption id="attachment_414671" align="aligncenter" width="512" caption="Ilustrasi/Trisnomajaputra.wordpress.com"][/caption]
Puisi : Edy Priyatna
Larutan titik beratku masih banyak tersisa
namun tetap bukan untuk negeriku
tetapi akan aku simpan di wadah
untuk memberi minum anak
tukang sampah di perempatan jalan
mencari makan pada tutup botol berkayu
serta botol plastik bekas minuman
Sebelahnya akan kugunakan membersihkan
badan saudaraku nan terguyur lumpur ajaib
senantiasa menyembur akibat ulah orang besar tamak
edaran baru segera tiba
siapkan dengan isi jangan sampai kosong
semangat perjuangan harus selalu ada dan terus membara
berdasarkan kata pendongeng ada sebuah negeri impian
Kelihatan kota ini sudah tak punya rembulan
bahkan tak punya matahari ada hanya bayang ilusi
menutupi para penguasa kebesaran sendiri
menikmati sedihku bukan untuk kotaku
pejabat berdasi telah tak pernah peduli
padahal lingkungan selalu bersih
sejak usia muda hingga beranjak menua
Kendati sekarang ini masih terus diuji
tukang sampah tetap tidak berubah
namun negeriku semakin tergadai
menjadi rebutan dalam bursa kuasa
atasan lalu jadi boneka pajangan etalase kapitalis
setelah musibah datang melanda
malah berpikir menjanjikan lahan penanaman
(Pondok Petir, 03 Mei 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H