Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melawan Turunnya Hujan

26 Januari 2014   16:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392447433588659504

Melawan Turunnya Hujan
Puisi : Edy Priyatna

Meramalkan menggoncangkan hati
bersaing gempa nan terjadi pada hari ini
mencetak dengan nyata tindakan para pejabat
ada menimbulkan banyak data
semalam ratusan petani telah dirugikan
sekalian meresah-gelisahkan pemimpin
selepas melangkahkan kaki
ketimbang malam tak bergairah
lebih jauh dibiarkannya nan kosong
radas pernapasan tak bersuara
durasi datang hampa udara
melawan turunnya hujan

Menghantam aku rajanglah aku
melahap kelamku sangat malam
nan bercucuran dalam keturunanku
terpaksa tanpa wakafku
guna apapun aku rasamu
tak mungkin memisahkan saya
rusak binasa rangkaku
berkeping-keping dan menggeraikan
segenap wujud lembutku
menunyukan halaman asliku
kendati dapat ku tatap pakem
dalang kehidupan perkasa sepantunmu

Meski lembar goresan beku
menggunakan setangkai pena kaku
terbilang tajam dalam sajak
menusuk dada yang sesak
mentari melumat tubuh
menyerikan cahaya sinar
nan melempari isi jiwa
bersamaan menghitung dengan pasti
invitasi mampir di ruang diri
serta merta menghitung dengan pasti
penawaran mampir di ruang diri
perjalanan bukan sekedar kepindahan

(Pondok Petir, 26 Januari 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun