Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sebatas Mengerti Makna Keadilan

23 Maret 2015   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebatas Mengerti Makna Keadilan
Puisi : Edy Priyatna

Harap jangan menolak kehangatanku
walau langkahku di atas terompah
meskipun tanah dan debu
adalah asalku adalah milikmu

Akhirnya puisi itu mengalir deras
seperti angin mendesir nan menusuk hati
dan memadamkan api berkobar
pada kedua belah tanganmu

Pembicaraan tak kunjung selesai
sandiwara berlanjut jadi sinetron
simpan palu itu di kantongmu
suatu saat nanti pasti akan terketuk sendiri

Sebatas mengerti makna keadilan
selanjutnya kau memberi kendaraan basah dan dingin
diam tanpa suara pasti takkan ada suara lain
seperti keinginanmu agar akhir tahun takkan beranjak

Jaringan rahasia itu ada seperti legal
operasinya selalu dilakukan aparat
wajah hukum dipalsukan ditutupi topeng kemunafikan
benar jadi salah nan salah jadi benar

Kebenaran telah dikontaminasi
kini keadilan tinggal kata dan piagam
timbangan kita telah rusak parah
akhirnya aku tak kuasa menolak

Bersarang tanpa suara karena
aku tetap hanyut dalam banjir
amat deras pada almanak
mungkin hari dan tanggal berapa

(Pondok Petir, 23 Maret 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun