Mohon tunggu...
Helva zulvya sarizal
Helva zulvya sarizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membangun Fondasi dan Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar

31 Desember 2024   17:26 Diperbarui: 31 Desember 2024   17:26 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

    Membangun fondasi dan karakter peserta didik di sekolah dasar adalah investasi jangka panjang yang sangat penting untuk menciptakan generasi yang berdaya saing dan bermoral. Usia sekolah dasar merupakan masa emas dalam perkembangan anak, di mana mereka mulai memahami konsep baik dan buruk serta membentuk kebiasaan yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi salah satu prioritas utama dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.
     Karakter adalah fondasi dari perilaku dan kepribadian seseorang. Di sekolah dasar, anak-anak memerlukan pembimbingan yang konsisten untuk memahami nilai-nilai dasar seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan empati. Nilai-nilai ini harus diajarkan tidak hanya melalui teori, tetapi juga melalui praktik langsung. Guru, sebagai salah satu sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan anak-anak pada usia ini, harus menjadi teladan dalam memperlihatkan sikap yang baik. Ketika anak-anak melihat bahwa guru mereka konsisten dalam bersikap adil, sabar, dan penuh kasih, mereka cenderung meniru perilaku tersebut.
     Pendidikan karakter juga dapat diterapkan melalui berbagai kegiatan di dalam dan luar kelas. Misalnya, melalui kerja kelompok, anak-anak belajar pentingnya kerja sama dan saling menghormati. Melalui permainan edukatif, mereka memahami nilai kejujuran dan sportivitas. Kegiatan yang melibatkan tanggung jawab, seperti menjaga kebersihan kelas atau memimpin doa, membantu mereka menyadari pentingnya peran masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.
     Namun, pendidikan karakter tidak hanya menjadi tugas sekolah. Orang tua dan lingkungan sekitar juga memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Ketika nilai-nilai positif yang diajarkan di sekolah diperkuat di rumah, anak-anak akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, jika di sekolah anak diajarkan tentang pentingnya disiplin, maka orang tua perlu memastikan bahwa disiplin tersebut juga diterapkan di rumah, seperti dengan mengatur jadwal belajar dan bermain yang seimbang.
     Di sisi lain, tantangan dalam membangun karakter di sekolah dasar juga tidak sedikit. Pengaruh teknologi, media sosial, dan lingkungan yang kurang mendukung bisa menjadi hambatan. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan dan pendekatan yang bijaksana agar anak-anak tetap fokus pada pembentukan karakter yang positif. Penggunaan teknologi misalnya, dapat diarahkan untuk hal-hal yang mendidik, seperti menonton video edukasi atau bermain aplikasi pembelajaran interaktif.
     Proses membangun karakter adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kerjasama dari semua pihak. Tidak ada hasil instan dalam membentuk karakter anak, tetapi dengan pendekatan yang tepat, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang kuat. Ketika anak-anak memiliki fondasi karakter yang kokoh, mereka akan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan, menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan demikian, pendidikan karakter di sekolah dasar bukan hanya membentuk individu, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun