Mohon tunggu...
Erwin Panigoro
Erwin Panigoro Mohon Tunggu... Dosen - Brand and Digital Science, Strategic Marketing, Consumer Research, Consumer Behavior, Political Marketing Communication, PhD in Marketing, Certified Marketing Analyst

#Brand #Digital Science #Research #Consumer Behavior #Penggiat & Pelaku UMKM #Civitas Akademika

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Anda Termasuk Nomophobia?

13 Juli 2019   06:48 Diperbarui: 13 Juli 2019   07:04 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: publicinsta.de


Dalam sebuah journal internasional terbaru, menemukan hubungan yang kuat antara Nomophobia (NMP) dan capaian (performa) akademik pelajar (Sohel Ahmed, 2019). Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa, NMP memengaruhi kinerja akademik dan aktivitas harian di antara para pelajar. Kecanduan ponsel telah menjadi masalah yang muncul di era modern dan salah satu kecanduan nondrug terbesar di dunia saat ini. 

Bahkan lebih dalam lagi dinyatakan bahwa NMP telah memengaruhi status mental pengguna ponsel cerdas dan didiagnosis sebagai gangguan mental.

Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa masalah muskuloskeletal yang disebut "text next syndrom" dan "text thumb" sangat terkait dengan pengguna smartphone sebagai penyebabnya.


Sharma et al dalam jurnalnya, menyimpulkan bahwa 75% siswa (pelajar) memiliki NMP dan, ketika mereka tidak dapat mengakses ponselnya, seketika mereka mengalami serangan panik.

Dengan temuan-temuan diatas, selayaknya upaya literasi digital yang komprehensif perlu ditingkatkan, demi menghindari atau mengurangi dampak-dampak negatif atas penggunaan ponsel cerdas yang sudah menjadi bagian kehidupan anak-anak kita setiap hari. Dengan munculnya gangguan-gangguan tersebut diatas beberapa tinjauan literatur membuat argumen berbasis bukti bahwa nomofobia harus diganti namanya menjadi "Gangguan Kecanduan Ponsel Pintar".

Lalu bagaimana cara meminimalisasi dampak negatif penggunaan ponsel cerdas pada anak-anak kita? Literasi digital merupakan cara yang tepat untuk diberlakukan pada lingkungan terkecil kita. Selaku orang tua, diharapkan dapat memahami klasifikasi literasi digital terhadap dampak teknologi yang masuk di dalam klasifikasi konteks budaya dan sejarah yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua. Berikankah pemahaman dan contoh dengan metode belajar "Problem Based-Identification" untuk mempermudah penerimaan informasi bagi anak-anak kita.

Penggunaan ponsel yang tidak tepat merupakan gejala tetapi bukan masalah, karenanya, kita dapat memodifikasinya dengan mengenali tren meningkatnya penggunaan telepon seluler di lingkungan anak-anak kita. Menerapkan disiplin waktu dan alasan penggunaan adalah menjadi salah satu jalan keluar khususnya dalam memberikan kesempatan anak untuk berinteraksi terhadap kemajuan teknologi.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun