Mohon tunggu...
Erwin Panigoro
Erwin Panigoro Mohon Tunggu... Dosen - Brand and Digital Science, Strategic Marketing, Consumer Research, Consumer Behavior, Political Marketing Communication, PhD in Marketing, Certified Marketing Analyst

#Brand #Digital Science #Research #Consumer Behavior #Penggiat & Pelaku UMKM #Civitas Akademika

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Homophily Effect, Sejauh Apa Anda Memahami Pelanggan?

10 Juli 2019   15:26 Diperbarui: 10 Juli 2019   16:49 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah penelitian tentang Power bank di tahun 2018, ditemukan bahwa jika seseorang berniat membeli sebuah produk power bank ternyata sangat kuat dipengaruhi oleh rekomendasi teman dalam mempengaruhi keputusan. Dalam dunia marketing istilah tersebut dikenal  dengan "Peer Recommendation". 

Lalu mengapa 'Peer Recommendation" tersebut dapat mengalahkan unsur lainnya dalam urusan menciptakan "intention to buy", seperti potongan harga, kualitas bahkan mereknya sendiri. Dalam sebuah penelitian Carnegie Mellon University (Liye Ma, 2010), ditemukan pengaruh pengaruh sosial yang kuat, baik dalam waktu keputusan pembelian dan saat memilih produk. 

Dalam keputusan pembelian, Liye Ma, menemukan bahwa konsumen lebih dari tiga kali dipengaruhi oleh kerabat atau temannya daripada dipengaruhi oleh orang lain yang tidak dikenal. 

Apa yang penyebabnya? Salah satu yang menyebabkan hal diatas terjadi adalah dikarenakan adanya Homophilly Effect, dimana terdapat keinginan dari seseorang yang menginginkan barang yang sama dengan yang dimiliki oleh teman atau kerabatnya, setelah diketahui bahwa barang yang ingin di miliki tersebut dianggap mempunyai nilai tertentu. 

Jika di tilik lebih mendalam, tentunya hal tersebut disebabkan oleh perilaku yang berkorelasi dari orang-orang yang terhubung erat satu sama lain yang tentunya orang-orang tersebut berkelompok dengan memiliki karakteristik yang serupa dan ketertarikan yang sama dan tentunya saling memengaruhi satu sama lain.

Dewasa ini, keberadaan suatu produk baik barang atau jasa sangatlah tidak mungkin untuk mengindahkan pemahaman yang mendalam tentang kebiasaan atau perilaku konsumen nya, menjadi wajib dan penting untuk sebuah merek dalam membangun sebuah pemahaman atas penggunaan produk dari sebuah kategori. 

Nilai-nilai konsumen dan penggunaan produk menjadi hal yang serius untuk dicetuskan dan dicanangkan demi mewujudkan sebuah keberlangsungan rantai penggunaan produk dan barang dimasa-masa mendatang.

Pertanyaannya, sejauh mana Anda sebagai pemilik merek dan produk memahami konsumen Anda? Apakah anda memahami alasan mereka membeli? Apakah Anda menyadari apa alasan mereka yang sama sekali tidak mempertimbangkan produk Anda untuk di beli? 

Apakah anda memahami bagaimana mereka memperlakukan produk Anda dalam kehidupannya sehari-hari? Apakah Anda mengetahui, ada berapa karakter pengguna produk atau barang Anda selama ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun