Mohon tunggu...
Gugun 7
Gugun 7 Mohon Tunggu... lainnya -

Capturing the stories of your life. kadang di dapur, kadang di gunung.\r\n\r\nMenyukai Gatotkaca apapun bentuk dan perbuatannya, meski kadang harus menyukai Superman, Batman dan Spiderman. \r\n\r\n#HopeHappiness

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Social Media Festival 2011 di antara Kepedulian Dunia Maya

25 September 2011   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_137227" align="aligncenter" width="640" caption="1000 gitar untuk anak Indonesia on stage"][/caption]

Sore kemarin saya berkesempatan lagi bisa mengikuti rangkaian acara Social Media Festival yang diadakan di FX Plaza Sudirman, Jakarta.  Melihat beragam komunitas yang berpartisipasi dalam acara social media terbesar itu di Indonesia. ramai sekali acara penutup di hari sabtu itu, beragam tontonan menarik di sajikan di setiap lantai. Dari obrolan tentang maicih sampai 1000 gitar untuk anak indonesia. saya ambil judul keprihatinan dan kepedulian karena saya temukan banyak stand yang bergerak di kegiatan sosial seperti dari WWF, IDberkebun dan juga aksi kepedulian dari 1000 gitar untuk anak Indonesia dan yang lainya yang belum sempat terekam.Rekam jejak mereka itu melalui media sosial yang sangat membantu melakukan aksinya. Dari dunia maya yang akhirnya bisa terwujud aksi nyata, begitu kata Dewa Budjana dalam presentasi 1000 gitar untuk anak Indonesia. Selain kegiatan sosial, stand dari komunitas kreatif juga hadir berpartisipasi di SocMedFest, semoga Canting bersama 1000burungkertas bisa ikut berpartisipasi tahun depan.

Pertengahan bulan Agustus ketika mengikuti TL dari WWF Indonesia, saya tertarik dengan Seafood Guide. Saat itu dari twitter WWF Indonesia sedang menjelaskan bagaimana kondisi perikanan di Indonesia yang katanya gemah ripah loh jinawi itu ternyata diluar dugaan dari yang saya kira. Di SocMedFest kemarin beruntung saya bisa bertemu dengan temen-temen dari WWF Indonesia danmendapat cerita dari mereka.

[caption id="attachment_133175" align="aligncenter" width="640" caption="di stand WWF Indonesia"][/caption] Sudah sering saya mendapati baik di televisi maupun artikel yang saya baca dari seorang nelayan yang menyesalkan kondisi laut sekarang ini. Sering para nelayan tersebut menuturkan bahwa " Sekarang sulit sekali untuk mendapatkan ikan dilaut." dulu mendapatkan 10 kilo ikan dilaut itu sangat gampang, sekarang harus nunggu lebih dari sehari untuk mendapatkan itu.

Selain dari kondisi lingkungan yang sama-sama kita tahu bahwa ikan-ikan tersebut sudah tidak lagi betah di lautan Indonesia. kata siapa tidak betah, emang saya ngomong ya dengan ikan tersebut. Sudah sering kan kita dengar kondisi mangrove di Indonesia yang sudah tidak lagi seperti dahulu, padahal mangrove itu menjadi penyeimbang ekosistem kehidupan laut. Saya ingat cerita dari novel Pemuja Matahari dari seorang Lutfi yang menuliskan kondisi di segara Anakan di kabupaten Cilacap. Naia mendapatkan cerita bahwa seorang nelayan sekarang ini sangat susah mendapatkan hasil laut di cilacap, untuk mencukupi ganti ongkos melaut saja kadang tidak menutupi. Ikan sekarang pada pergi, itu karena kondsi lingkungan yang kita rusak sendiri, mangrove itu sudah hilang, ngambil ikan dilaut sudah tidak lagi dengan tradisional tapi menggunakan alat yang lebih canggih tapi berbahaya.

lain lagi cerita dari Ahmad Yunus ketika menuliskan perjalanannya Keliling Indonesia dengan sepeda motor bersama seorang wartawan senior yang tidak mau di sebut senoir, Farid Gaban. catatan perjalannya ia tuliskan hingga menjadi sebuah buku Meraba Indonesia. Pada setiap babnya Ahmad yunus menjelaskan bagaimana eksploitasi alam yang berlebihan bahkan kadang tidak memihak kepada makhluk yang ada di Lautan. mereka melihat laut indonesia yang tidak lagi seperti dahulu disebagian tempat. Bom ikan memang efektif untuk menangkap ikan, ikan langsung terkapar dan melayang, namun bom ikan menghancurkan karang.(Meraba Indonesia -216). Saya suka bagian ketika mereka di Papua, Ahmad Yunus menuliskan catatanya tentang bagaimana warga Papua di Kepulauan Ayau. Warga setempat tidak lagi mengkonsumsi penyu karena mereka baru sadar bahwa penyu merupakan salah satu hewan yang dilindungi. Yang menarik dari cerita tersebut adalah ada program dari Konservasi CI (Conservation International) yang membuat alternatif makanan pengganti penyu. Jika hanya melarang, itu tidak akan menyelesaikan masalah, tapi mereka memberikan alternatif yaitu dengan beternak babi sebagai pengganti penyu.(Meraba Indonesia - 286) Ide yang harus bisa diikuti oleh nelayan yang lain nih, semoga program dari konservasi CI bisa merambah ke daerah sekitarnya.

Laut Indonesia sudah begini adanya, alam yang sudah memberi kita berkah. alangkah baiknya kita juga memberikan yang terbaik untuk alam. kalau bukan kita siapa lagi. Mungkin dari itulah WWF Indonesia kemudia melakukan gerakan untuk melestarikan kekayaan hayati laut yaitu ikan dengan membuat Seafoof Guide. Dalam Seafood Guiede itu kita tidak dilarang untuk memakan ikan laut agar bisa menyelamatkan laut, tapi kita dianjurkan untuk memilih ikan laut mana yang sebaiknya kita makan atau kita hindari. kalau kita selalu memilih menu yang akan kita makan adalah ikan yang layak untuk dikonsumsi itu akan sangat membantu. Lama-lama para penyedia menu ikan laut itu juga semoga akan sadar, kenapa sekarang tidak banyak orang makan ikan-ikannya.

Selain pilihan tentang makanan ikan, dalam seafood guide tersebut kita juga mendapatkan informasi yang baik bagaimana penangkapan ikan yang dianjurkan. dari indormasi WWF menyebukan bahwa alat penangkap ikan memiliki dampak yang berbeda terhadap habitat dan populasi biota laut. Alat penangkap ikan yang baik adalah yang selektif, seperti menangkap tidak dengan menggunakan bom atau yang membahayakan biota laut, potas, apalagi mengambil biota laut yang dilindungi oleh negara. Seringkan kita dengar cerita bahwa ijin nelayan tersebut adalah mencari ikan Tuna, tapi karena tuna tidak didapat, apapun dimasukan kelambung kapal untuk menutup biaya nelayan itu melaut. Kita juga sering lihat ya, kalau di acara mancing mania mereke melepas kembali ikan hasil tangkapan mereka jika mendapat ikan yang termasuk golongan populasi rendah atau mendapat anakan yang seharusnya tidak untuk dimakan. keren memang acara ini ya, meski hanya acara mancing-mancing tapi memberikan edukasi. Itu hanya catatan kecil saja tentang kondisi lautan yang masih memiliki ribuan cerita lainya.

Jika lebih jelasnya bisa langsung mengunjungi situs WWF Indonesia atau di www.msc.org, beruntung juga bisa bertemu dengan temen-temen dari WWF di acara Social Media Festival kemarin, jadi mendapat informasinya dan juga hardcopy seafod guidenya, ya meski saya jarang makan seafood tapi bisa menjadi pegangan juga atau bisa menginformasikan kepada teman bahwa lebih baik tuh begini daripada memilih yang berakbiat buruk nantinya, mencegahkan lebih baik.

[caption id="attachment_133176" align="aligncenter" width="640" caption="Seafood Guide punya saya, pas didompet bisa dibawa kemanapun"][/caption]

Di hari terakhir SocMedFest pada main stage di lantai 3 waktu itu sedang ada presentasi tentang 1000 gitar untuk anak Indonesia yang dilakukan musisi Indonesia. jika ada yang belum tahu tentang gerakan dari para musisi bergitar ini bisa mengikuti informasinya di twitter 1000 gitaris silahkan follow 1000 gitar Indonesia. yang lebih kerennya adalah Gerakan dari musisi Indonesia ini adalah yang pertama dilakukan di 20 negara peserta Rolling Stones conference. Oh ya, gerakan ini gerakan sepenuhnya darimusisi indonesia dan didukung oleh majalah musik Rolling stones. gerakan dari musisi indonesia ini akhirnya bisa menginspirasi musisi lainnya dari Rolling Stones luar negeri yang meminta gerakan 1000gitar bisa diaplikasikan di negaranya. Semoga aksi ini bisa melahirkan bakat baru di industri musik tanah air, seperti yang musisi dari 1000 gitar inginkan dan kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun