Mohon tunggu...
Gugun 7
Gugun 7 Mohon Tunggu... lainnya -

Capturing the stories of your life. kadang di dapur, kadang di gunung.\r\n\r\nMenyukai Gatotkaca apapun bentuk dan perbuatannya, meski kadang harus menyukai Superman, Batman dan Spiderman. \r\n\r\n#HopeHappiness

Selanjutnya

Tutup

Nature

Refleksi kecil Amprokan Blogger 2011

19 September 2011   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya begitu kaget melihat sumur raksasa tersebut, suara deru mesin pompa ditambah sebuah alat berat yang sedang beroperasai menambah kegelisahan saat itu, semua blogger yang saat itu berada disana mungkin memiliki perasaan yang sama melihat kejadian pengerukan tanah seperti itu. Disisi lain seorang anak kecil terlihat bingung menyaksikan apa yang sedang dilihatnya,saya bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dilihatnya. selang beberapa lama anak itu menjawab " apa tidak takut ya mereka kalau longsor di bawah sana?" Mereka saat ini tidak merasa takut kawan kecilku, saat ini mereka mungkin bisa menerima hasil yang bagus, namun entah kapan nanti sesuatu yang buruk pasti bisa terjadi di tempat ini kalau tidak ada pemulihan kondisi lingkungan.

Apakah warga disekitar penambangan tidak tahu dampak yang ditimbulkan dari galian tersebut, saya yakin mereka semua tahu dampak yang nantinya akan ditimbulkan. Kemudian saya teringat kata-kata dari pak Munawar yang bilang bahwa, kesempatan di Bekasi itu masih bisa untuk kita Rubah. Bekas-bekas galian itu bisa di gunakan untuk sarana yang memungkinkan bermanfaat untuk warga setempat, seperti tempat rekreasi misalnya. Dari pak Munawar saya juga mendapat informasi bahwa di Serang Baru terdapat kurang lebih 50 galian seperti ini, baik yang masih beroperasi maupun tidak, bisa di bayangkan galian segedhe lapangan bola dengan kedalaman belasan meter itu saling berdekatan. "Apa yang bisa dilakukan seorang blogger semoga bisa merubah ini semua, kabarkan apa yang terjadi disini." mengutip apa yang dikatakan pak Munawar kembali, sebagai seorang blogger tentu saja saya tidak bisa melakukan banyak selain ikut mendukung menutup segera penambangan di daerah tersebut dan segera dilakukan pemulihan kondisi lingkungan, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Dari tempat penambangan, saya berjalan menyusul beberapa teman yang melihat bekas penambangan yang dibiarkan begitu saja, hanya berjarak tidak lebih dair 100 meter bekas galian itu berada. Bekas galian pasir tersebut awalnya memang terlihat begitu indah, hening, dengan gelombang kecil pada permukaan air. Ditepian danau kecil buatan itu saya memandang bagaimana sebelumnya tempat itu sepertinya sebelum di gali. gelembung kecil di air yang ditimbulkan oleh ikan mujair mengalihkan bayangan akan sawah yang telah berubah menjadi situ ini. Ikan mujair kecil itu berenang bebas membuat gelombang kecil yang sangat menarik. 2 orang warga yang sedang memancing terlihat sedang bercakap menggunakan bahasa daerah yang say akurang tahu artinya, tapi sepertinya mereka sedang membicarakan hasil tangkapan mujair mereka yang tidak begitu banyak.Di tengah situ ada rakit dengan 2 orang diatasnya yang terlihat sedang memancing juga. Saya menyempatkan untuk ngobrol dengan 2 orang warga yang sedang asik memancing menanyakan bagaimana sawah itu telah berubah menjadi kolam raksasa, bagaimana menurut berita bahwa stok air untuk pertanian di tempat tersebut berkurang. Ternyata memang benar tidak adanya pemulihan kondisi lingkungan sisa galian tersebut, setelah menggali kemudian dibiarkan begitu saja.

[caption id="attachment_132236" align="aligncenter" width="674" caption="Salah satu bekas galian yang terbengkalai menjadi situ"][/caption]

Ah, inilah Indonesia dengan dilema keadaannya. Ini tanah mereka yang harusnya dijaga, untuk keseimbangan  kehidupan sekitarnya. Memang di sekitar galian tersebut roda perekonomian berjalan dengan baik, ada warung yang ramai oleh supir truk yang akan mengambil pasir atau warga setempat yang ikut bekerja membantu proyek dari yang punya ijin ilegal penambangan. Kalau itu semua dihentikan tanpa ada ganti warga disekitar itu harus apa setelahnya, itu sama saja membuat masalah baru. sama ketika saya mendapat jawaban seorang penambang pasir serayu didaerah saya yang menjawab kalau untuk urusan perut apapun bisa dilakukan. Hasil yang saat itu didapatkan itu hanya sementara, apakah setelah bencana mereka baru sadar bahwa apa yang telah diperbuat itu sangat menyalahi aturan. Dari catatan yang saya dapat, kejadian terakhir adalah longsor pada tanggal 8 Agustus 2011 yang menyebabkan 2 rumah ambles dan mengungsikan 15 warga agar selamat mengurangi resiko bencana berikutnya.

Kembali pada tema Amprokan Blogger 2011 ini "Blogger Memberdayakan Kecerdasan Ekologis." pertanyaan tentang bagaimana blogger memberdayakan kecerdasan ekologis saya dapatkan setelah mengikuti sarasehan bersama Prof Eka Budianta di kota Jababeka. Beliau bercerita bahwa kecerdasan ekologis bisa dimulai dengan mengurangi sifat konsumtif kita (ini belaku tidak hanya untuk blogger saja lho...) Apalagi ketika saya mendapati dampak terlalu konsumtifnya kita sebagai manusia untuk apa yang telah diberikan oleh alam. Mungkin itu hanya langkah awal untuk membantu mengurangi dampak lingkungan yang terjadi saat ini, tidak terlalu konsumtif. ya karena kita tahu bahwa apa yang kita lakukan akan memberi dampak meski kecil untuk lingkungan sekitar kita.

Tulisan tentang liputan amprokan blogger 2011 lainnya bisa dibaca dari disini oleh rekan Khoirul. Terimakasih untuk semua panitia dan sponsor yang selalu mendukung kegiatan blogger. Dan akhir kata, semoga Om Jay bisa cepat beraktifitas seperti biasa kembali, lekas sehat kembali Om.

[caption id="attachment_132241" align="aligncenter" width="674" caption="Amprokan BLogger bersama anak-anak dari Pondok Pesantren, setelah plesiran atraksi buaya."][/caption]

Salam

SemangArt Canting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun