Mohon tunggu...
Yosefeven Andrias
Yosefeven Andrias Mohon Tunggu... -

ordinary

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Lorenzo Sempurna, Rossi dan Marquez Fantastic, dan Ujian Mental (Lagi) Untuk Pedrosa

8 April 2013   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:32 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Race Luar Biasa dan MotoGP kembali ke khitahnya!

Ya itulah yg saya rasakan ketika menonton race perdana MotoGP 2013 di Sirkuit Losail, Qatar. Bagaimana dini hari tadi kita disuguhi skill balap luar biasa dari para rider papan atas kelas para raja balap motor ini.

Memulai dari pole position, Jorge Lorenzo tampil sempurna untuk menuntaskan balapan tanpa diganggu pebalap lain. Selepas start, Lorenzo tancap gas meninggalkan pesaingnya dgn jarak cukup jauh. Lorenzo kembali menampilkan konsistensi dan skill balap rapi dan sangat sangat sempurna di Losail. Lorenzo masih menunjukan diri sbg penantang serius gelar juara di tahun ini sekaligus ingin mengilapkan prestasinya untuk merebut gelar juara 2 tahun beruntun di kelas MotoGP.

Dani Pedrosa yg memulai dari posisi 2 tak dapat berbuat banyak untuk menekan Lorenzo. Selepas start, Pedrosa justru sudah terlebih dulu mendapat tekanan dari Carl Cruthlow dan Dovisioso di awal race. Kesulitan mengejar Lorenzo, akhirnya membuat Pedrosa keteteran dan akhirnya harus puas finis di posisi 4 dibelakang Lorenzo, Valentino Rossi dan Marc Marquez juniornya.

Ya, Marquez yg baru berusia 20th tak canggung bertarung dgn para seniornya. Bagaimana aksi Marquez dalam menyalip Pedrosa membuktikan bahwa Marquez layak diperhitungkan dalam persaingan merebut gelar juara. Skill balapnya cukup rapi sbg seorang rookie, dan jika melihatnya tentu berbeda saat kita melihat Stoner atau Lorenzo kala melakoni musim debutnya. Stoner kita tahu bersama sangat agresif namun kurang menggunakan perhitungan matang. Sedangkan Lorenzo masih terlihat hanya modal nekad. Tak heran keduanya suka melakukan blunder fatal yg merugikan diri sendiri. Namun melihat Marquez membalap sangat konsisten dan juga agresif disertai perhitungan matang. Ini terlihat ketika ia dgn mudahnya mengasapi Pedrosa dan bertarung seru dgn Rossi. Memang baru di seri perdana dan masih harus dibuktikan di seri-seri selanjutnya. Namun finish di posisi 3 di belakang seorang Lorenzo dan Rossi bukanlah hal buruk buat penampilan perdana Marquez.

Dan yg ditunggu tunggu adalah penampilan Valentino Rossi, The Doctor. Bagi para penikmat balap motor dan pecinta VR46, tentu 2 tahun belakangan menjadi musim yg sangat gelap. Bagaimana Rossi susah payah bertarung di trek dan hasilnya sangat tidak menggambarkan seorang peraih titel 9 gelar juara balap motor, diantaranya 7 gelar MotoGP yg menjadikannya salah satu legenda MotoGP. Alhasil kita kehilangan satu bagian hiburan dr balapan ini yg biasa sering ditampilkan Rossi, mulai dari adegan salip menyalip, mengasapi lawan di tiap tikungan, dan juga momen saat memenangkan suatu race dgn sebuah perayaan kecil, jenaka nan menghibur.

Pagi tadi Rossi kembali memperlihatkan skill balap nomor wahid. Bagaimana Rossi yg harus start di posisi 7, kembali tercecer di posisi 6 setelah kesalahan pengereman yg membuatnya melebar saat ingin menyalip Dovisioso. Sampai akhirnya berhasil menyalip Stefan Bradl untuk merebut posisi 5. Dan di Lap 15 Rossi masih di belakang Crutchlow dalam battle for 4th hingga sukses melewati Crutchlow dgn memanfaatkan kondisi motor lebih baik dan tentunya kematangan skill. Target Rossi berikutnya adalah Duo Repsol Honda, Pedrosa di posisi 3, dan Marquez di posisi 2. Pedrosa sukses disalip di lap 17 untuk merebut posisi 3. Dan setelah itu kita saksikan sendiri bagaimana battle antara Rossi dan Marquez (juga Yamaha vs Honda) dalam 5 lap jelang finish. Rossi dan Yamaha yg stabil di tikungan harus mengejar Marquez dan Honda yg lebih cepat di trek lurus. 4 lap jelang usai, Rossi mulai mendekati Marquez. Lap selanjutnya di sebuah tikungan, Rossi berhasil masuk ke sisi dalam Marquez untuk merebut posisi 2. Marquez pun tak disangka melayani permainan The Doctor dgn kembali menyalip Rossi di tikungan lap berikutnya setelah memanfaatkan kecepatan Honda. Persaingan akhirnya harus dilakukan dgn Wheel to Wheel. Rossi yg sukses masuk ke sisi dalam, dapat menutup racing lain Marquez yg memaksanya melakukan pengereman lebih keras untuk menghindari tabrakan. Dan setelahnya Rossi melaju cepat dan tak terkejar lagi oleh Marquez untuk menempati posisi runner up.

Yg patut dicermati adalah bagaimana Pedrosa yg tahun lalu begitu superior di paruh kedua musim, tak mampu berbuat banyak. Tentu ini akan menjadi ujian tersendiri buat Pedrosa dimana musim ini adalah musim ketujuhnya di MotoGP dan tentunya kesempatan menjadi juara dunia semakin kecil jika tahun ini tak mampu tampil maksimal. Apalagi ditambah hadirnya Marquez yg jelas memiliki skill seimbang dgn Pedrosa. Lagi-lagi mental Pedrosa kembali diuji apakah mampu bersinar dalam kepungan rider papan atas. Tentunya sebuah pertanyaan akan hadir jika Pedrosa kembali gagal, yakni masihkah Repsol Honda Team mempercayainya sbg Rider nomor 1?
Menarik melihat setidaknya sampai paruh musim dimana tentunya Repsol Honda wajib memperhatikan Marquez jika ia selalu dapat bersaing di grid depan

Untuk Rossi, sudah terlalu banyak pujian akan ditujukan padanya. Maka saya pikir dia hanya perlu terus membalap dan menghibur para pecintanya dgn skill jempolan, dan akhirnya bisa menjadi juara dunia lagi. Umur 34th belum menghabiskan seorang Rossi.

Lorenzo, jika ia mampu tampil konsisten bukan tak mungkin ia akan sukses mempertahankan gelarnya. Ditambah Yamaha makin kuat dgn adanya Rossi adalah keuntungan sendiri buat Lorenzo, setidaknya motor M-1 tak tertinggal jauh dgn Honda lagi.

Untuk Ducati, tampaknya masih belum bisa lepas dari masalah motor walaupun telah mengklaim banyak perubahan positif yg berhasil diterapkan. Namun sedikit terbantu dgn hadirnya seorang Dovisioso yg sebenarnya memiliki skill baik. Tentunya pembuktian bagi Ducati bahwa mereka bisa tampil OK tanpa Rossi, dan bagi Dovi, tentunya sebuah prestasi tersendiri andaikan bisa menampilkan performa terbaik dan setidaknya berhasil merebut 3 podium atau 1 juara seri dalam satu musim ini yg mana tak mampu dilakukan seorang Valentino Rossi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun