Apakah mentarimu tersenyum menimang keindahan aroma sikap tubuh
Ataukah, mentari itu trenyuh dihujani pesuk gosong kedekilan lagak-lagu anak manusia
                  Dalam kenangan, aku menemukan banyak fakta, persepsi, fakta yang dimanipulasi, persepsi yang                       dipaksakan menjadi fakta, politisasi, dehumanisasi
                  Realitas kenangan memang selalu menyajikan wajah-wajah tanpa kepalsuan
                  Jika aku gila oleh kenangan, itu berarti ada sangkalan yang telah dilakukan
Pada lain sisi, menerima kenangan merupakan sebuah titik pijak baru untuk menegaskan kemanusiaaan manusia
Namun, seringkali kelesuan, kepucatan, ketakberdayaan mendominasi setiap usaha penerimaam termaksud
Makanya, manusia suka membenamkannya pada lubang hitam ketidaktahuan, menguburkannya dalam-dalam, menutupnya rapat-rapat
       Kepada kenangan
       Terima kasih telah hadir
       Dalam tatapan, dalam mata, dalam canda, dalam canggihnya teknologi, dalam perjuangan, dalam pengorbanan, dalam         jumputan senyummu, dalam avontur indahnya cinta, dalam segala hal yang membuat kita berada