Mohon tunggu...
Elvan De Porres
Elvan De Porres Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Terlahir di Maumere, Flores, NTT. Sejak kecil, memiliki hobi membaca, menulis, dan bermain futsal. Sekarang belajar di STFK Ledalero, Maumere. Alamat email Elvan_porres@yahoo.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

10 Cara Menjadi Mahasiswa Keren

30 Maret 2015   21:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:46 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | thegoldenantlers.com

[caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Ilustrasi | thegoldenantlers.com"][/caption] Masa muda merupakan kesempatan berharga dan paling indah untuk dinikmati dalam hidup. Masa ini merupakan momen penemuan jati diri, kesempatan melihat diri (kelebihan dan kekurangan) serentak sebuah penegasan kesadaran akan visi hidup. Hal ini patut disadari oleh setiap generasi muda. Dengan demikan, ujaran menikmati masa muda perlu direfleksikan sehingga kaum muda tidak terbius secara ngawur oleh geliat perkembangan zaman dan “lupa” akan integritas kepribadiannya. Pada tataran ini, pembicaraan tentang generasi muda merujuk pada diri para mahasiswa sebab penulis juga merupakan seorang mahasiswa yang sedang berjuang untuk “menemukan diri”-nya. Menjadi mahasiswa keren merupakan sebuah keharusan dalam pemaknaan akan status kita tersebut. Keren di sini bukan berarti menjadi gaul ataupuntrendy, seperti memakai aksesoris terbaru, memerhatikan style diri sesuai tren, menggunakan alat-alat teknologi termutakhir supaya tidak dibilang “kuper”. Memang hal itu tidak ada salahnya sebab setiap kita tentu memiliki prinsip hidup masing-masing. Keren untuk konteks ini membicarakan hal-hal efekftif nan esensial yang mesti dilakukan oleh seorang mahasiswa. Keefektifan dan esensialitas ini merupakan bagian tak terpisahkan dari konsep pemaknaan tersebut. Memaknai diri berarti mampu memanfaatkan kualitas diri sehingga berguna bukan hanya untuk saat ini melainkan juga untuk masa depan. Ini seperti yang dikatakan Mahatma Ghandi; Masa Depan Itu Tergantung pada Apa yang Kita Lakukan Saat Ini. Oleh karena itu, mahasiswa keren berarti mampu mengembangkan diri secara positif, visioner, serta menyadari karakteristik diri sehingga tidak menjadi generasi culture shock atau kejut budaya. Keren tidak hanya dalam penampilan fisik belaka tetapi juga melingkupi etalase kepribadian diri yang tampak dalam tindak-tanduk keseharian hidup. Di sini, saya menampilkan beberapa prinsip dasar yang harus dipegang oleh seorang mahasiswa keren. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada suatu guratan utama yang patut disadari oleh seorang anak muda. Bahwasannya seorang mahasiswa harus mampu melakukan disermen diri. Disermen ini berarti mahasiswa itu melakukan perefleksian diri guna menyadari kekurangan dan kelebihan dirinya, seperti yang sudah diujarkan pada awal tulisan ini. Ini penting dan patut karena tanpa ada kesadaran semacam itu, kita hanya akan hidup secara utopis di atas bangunan konsep orang lain, ataupun terbawa geret filosofi hidup orang lain. Kita mesti bisa menemukan filosofi hidup masing-masing. Setiap kita tentu sudah semakin matang/dewasa dan telah melewati sekian banyak pengalaman hidup. Pengalaman-pengalaman itu merupakan referensi tak terbantahkan dalam melihat kelebihan dan kekurangan diri . Alangkah baiknya kita menyisihkan waktu sejenak untuk berefleksi tentang ini. Lihat kelebihan dan kekurangan diri; sifat dan sikap diri, bakat-bakat yang telah Tuhan tanamkan, potensi-potensi diri yang bisa didayagunakan, juga kapabilitas intelektual. Hal ini penting supaya perkembangan diri kita selanjutnya bisa dijalankan dengan bahagia. Kita menjadi lebih realistis dan mendedahkan seluruh kualitas diri pada tujuan hidup yang benar. Efek lanjutannya akan berpengaruh kala menentukan ladang pekerjaan yang cocok dan sesuai. Lalu, adapun beberapa prinsip hidup yang mesti dipegang. Prinsip-prinsip tersebut mungkin dirasa abstrak oleh sebagian kita. Ini hanyalah segumpal poin yang ditawarkan. Yang menjadi intinya ialah diri kita menggejahwantahkan prinsip-prinsip itu dalam ranah praksis. Ranah praksis ini tampak dalam keseharian aktivitas, pola, dan gaya hidup kita masing-masing. Pertama, yakin dan percaya diri bahwa kita diciptakan untuk sukses. Oleh karena itu, meskipun memiliki kecakapan akademis yang pas-pasan, kita pasti bisa mengembangkan diri untuk menjadi lebih tekun dan giat sehingga mampu bersaing di tempat kerja nanti. Kedua, jadilah pribadi proaktif yang bertanggung jawab. Setiap hal yang kita lakukan mesti ada dasar pertanggungjawabannya. Jadi, walaupun kita berbuat salah atau melanggar aturan, bertanggung jawab merupakan suatu keharusan. Kita akan semakin dihargai apabila kita mampu bertanggung jawab. Selain sebagai bentuk kejujuran, tanggung jawab merupakan perwujudan kematangan diri. Berkaitan dengan ini, jangan pernah takut untuk berbuat salah dan mencoba hal-hal baru. Menikmati masa muda sama artinya dengan berani melakukan hal-hal kraetif-inovatif. Ketiga, tentukan prioritas diri. Prioritas ini berkutat erat dengan hal-hal penting dalam hidup yang mesti didahulukan dan juga hal tak penting yang dapat diabaikan. Jabaran lebih lanjut, mari kita merujuk pada keempat prioritas yang diperkenalkan Stephen R. Covey, yakni hal penting dan mendesak, penting tapi tidak mendesak, tidak penting tapi mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak. Sebagai kaum muda yang berpikir kritis, cermat, dan reflektif, kita pasti tahu melihat dan menyusun hirarki prioritas kita. Dengan demikian, kita bisa tahu hal mana yang mesti ditunda dan hal mana yang mesti dikerjakan. Keempat, hidupkan budaya apresiasi. Maksudnya, orang yang sudah menemukan dirinya itu tak sungkan-sungkan untuk memberikan apresiasi kepada orang lain. Apresiasi dalam konteks ini bermakna ekstensif. Kita memberikan pujian atas prestasi orang lain dan juga berani memberikan kritik dan saran proporsional demi perkembangan dirinya. Kita juga menghargai kritik dan saran dari orang lain, termasuk dari dosen yang mungkin membuat kita kesal dan jengkel. Di sini, terdapat sebuah pembelajaran untuk memahami karakter diri orang lain. Ini berarti budaya apresiasi itu merangkumi pemahaman akan sifat dan sikap orang lain, sebab jika kita ingin dihargai, kita harus menghargai terlebih dahulu. Hal yang sama juga berlaku tatkala kita bermasalah dengan dosen itu. Hargai dia selagi itu untuk kebaikan diri. Ingat, selama duduk di bangku kuliah, nasib kita ada di tangannya. Kelima, sinergi diri merupakan hal wajib. Bekerja sama dengan orang lain, belajar hal-hal baru dari mereka, terbuka untuk bertanya, dan rendah hati menerima setiap masukan merupakan konfigurasi-konfigurasi dalam saput sinergi diri itu. Itulah kelima prinsip hidup yang ditawarkan. Hemat saya, prinsip-prinsip hidup itu dapat teraktualisasikan dalam beberapa hal berikut yang kelihatan sepele dan sering diabaikan oleh para mahasiswa namun sebenarnya memiliki efek berkelanjutan.

  1. Susun program hidup pribadi (PHP). Program hidup ini jangan dilihat sebagai watchdog yang selalu mengawasi kita sehingga kita menjadi kaku dan cemas terhadapnya. Fungsi aturan ialah memberikan kesadaran sebab aturan dibuat bukan untuk ditakuti tapi dinikmati. Kasian lho apabila PHP yang dibuat seringkali tidak dipatuhi. Kita mesti malu terhadap diri sendiri. Di sini, aspek kesadaran menjadi penting.
  2. Mulai dari pagi hari; jadwal bangun pagi kita sendiri bisa atur asalkan tidak telat tiba di ruang kuliah nanti. Namun, sebelum pergi kuliah, jangan lupa untuk sarapan. Sarapan itu wajib hukumnya. Intinya, perut harus diisi. Jangan melihat ini sebagai kesepelean.
  3. Seorang mahasiswa keren harus mengisi daftar kehadiran supaya tidak bermasalah dalam perkuliahan. Memang kadang ada mata kuliah yang tidak kita sukai, tetapi ingatlah bahwa poin presensi merupakan faktor penting bagi nyawa keberadaan kita di kampus. Bertanggung jawablah dengan kehadiran Anda. Hal ini sepele tetapi apabila diabaikan akan berdampak buruk.
  4. Jangan lupa belajar supaya bisa sukses dalam ujian. Setiap kita memiliki kemampuan intelektual tersendiri. Gaya belajar kita juga berbeda-beda. Jadi, kita harus realistis dan menerapkan gaya belajar masing-masing. Prinsipnya, ujian bisa lulus dan dapat nilai yang memuaskan.
  5. Mahasiswa keren itu harus banyak membaca. Goenawan Muhamad mengatakan, “Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca sebuah kebahagiaan.” Ingat, cerdas itu tak harus menghafal semua ilmu yang didapat di ruang kuliah tetapi lebih berarti pada memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Kurangi waktu nonton dan waktu bermain gadget;fokuslah membaca. Membaca 30 menit sehari itu sudah lumayan untuk menambah kecerdasan Anda.
  6. Terlibat mengikuti organisasi-organisasi yang ada di kampus ataupun di luar kampus. Prinsipnya, selagi itu mendukung kita dan sesuai dengan salah satu dari kelima prinsip di atas, jangan takut untuk berpartisipasi.
  7. Sisihkan waktu untuk menyalurkan hobi Anda dan melakukan refreshingdiri. Ini penting supaya otak kita tetap rileks dan segar. Jangan menjadi mahasiswa kaku yang hanya fokus pada perkuliahan. Itu tidak keren namanya apalagi pada masa keemasan kita.
  8. Mahasiswa keren itu wajib berolahraga. Olahraga apa saja yang penting membuat tubuh segar dan sehat. Berolahraga itu bukanlah bakat/talenta khusus tetapi merupakan sebuah hal yang bisa dilakukan oleh semua orang. Sekarang ini ada banyak fasilitas olahraga yang dapat dimanfaatkan.
  9. Selain berolahraga, mahasiswa keren harus bisa menjaga kesehatannya. Banyak minum air putih, konsumsi makanan yang sehat dan sesuai porsinya (pagi, siang, malam), dan juga mampu merawat tubuh. Artinya, kita menjaga penampilan diri. Kita akan terbilang keren kalau bisa merawat diri dan tampil apik dalam pergaulan. Ini bagian dari prinsip kepercayaan diri. Meskipun tidak ganteng atau cantik tetapi pandai merawat diri, seorang mahasiswa akan mendapat predikat keren termaktub.
  10. Manfaatkanlah waktu luang dengan hal-hal yang bisa membuat Anda bahagia. Namun, akan lebih keren apabila itu demi masa depan. Dalam konteks waktu luang jangka panjang seperti liburan, kita bisa memanfaatkannya dengan melakukan beragam hal kreatif, semisal pengembangan bakat, minat, dan hobi. Kita juga bisa melakukan travelling ataupun aktivitas-aktivitas sosial.

Itulah beberapa hal praktis yang dapat kita lakukan untuk mempetegas kerennya status kita. Hidup ini begitu indah dan pantas untuk dinikmati. Ingat, masa muda itu datang hanya sekali dalam hidup. Jangan sampai saat tua nanti, kita akan mengalami “puber” masa muda. Sangat disayangkan, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun