Mohon tunggu...
pepy lazuardy
pepy lazuardy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

master student

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyalakan Sekam di Crimea Ukraina

3 Maret 2014   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik di Ukraina memicu ketegangan antara Rusia dan tidak hanya Ukraina tetapi juga negara negara Barat. Crimea menjadi perhatian besar dalam minggu ini dengan adanya persetujuan oleh Parlemen Rusia kepada Putin untuk dapat menugaskan militernya ke Crimea untuk perlindungan etnis Rusia. Meski Presiden Putin sendiri belum memutuskan tetapi respon masyarakat dunia telah berjalan sangat cepat secara ekonomi dan tentu saja politis.

Hubungan ekonomi Rusia dan Ukraina terjalin sangat erat sejak kemerdekaannya pada tahun 1991, hubungan yang lebih bersifat ketergantungan terhadap Rusia dibutuhkan dalam masa transisi menjadi negara yang mandiri. Ukraina sebagai salah satu negara pendiri Commonwealth of Independent States (CIS) -meski saat ini sudah tidak menjadi anggota- menandakan hubungan yang sangat erat dengan Rusia pada awal pembentukannya.

Pergeseran peta geopolitik dimana European Union menjadi saingan terberat Rusia dalam pengaruhnya terhadap Eropa timur membawa Georgia, Armenia dan Ukraina dalam integrasi yang lebih cenderung ke Eropa.The European Union's Partnership and Cooperation Agreement (PCA) dengan Ukraina pada tahun 1998 mendorong semakin mendekatnya Ukraina kedalam Uni Eropa.

Tetapi keputusan Yanukovich yang mengarahkan kedekatan EU berganti dengan harapan dana bantuan dari Rusia sebesar 15 milyar dollar membawa perubahan besar terhadap perpecahan domestik bahkan menyeret perselisihan internasional. Crimea sebagai salah satu provinsi semi otonom dengan penduduk terbesar darietnis Rusia saat ini menjadi perhatian dunia sejak isu pendudukan tentara Rusia di daerah ini.

Rusia secara ekonomi menduduki peringkat ketiga dalam investasi asing di Ukraina sebesar hampir 7 persen dari total direct foreign investment (1 oktober 2013). Konsumsi gas Ukraina 60 persen berasal dari gas Rusia. Hal ini yang mendorong betapa pentingnya tarif gas specialyang diberikan Rusia dalam penjualan gas ke Ukraina dan merupakan faktor pendorong kedekatan kedua negara ini. Selain itu Rusia merupakan salah satu pasar terbesar Ukraina sebesar $17.6 miliar pada tahun 2012 atau seperempat total nilai ekspor mereka.

Ukaraina tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan budaya Rusia. Dipercaya Ukraina merupakan tempat lahirnya Ortodoks yang menjadi agama terbesar di Rusia saat ini. Begitu banyak masyarakat Rusia yang berasal dari Ukraina dan begitu juga sebaliknya. Hampir sepertigamigrasi penduduk Ukraina yan diluar negeri menuju keRusia. Bahkan di Mosow terkenal suatu pasar yang berada ditengah kotayang bernama pasar Kiev.Budaya yang melekat satu sama lain tidak dapat dipisahkan hal ini dapat terlihat dari segi aristektur dan bahasa.Ukraina memiliki dua bahasa yang digunakan yaitu bahasa ukraina dan Rusia. Rusia bagaikan rumpun yang tidak bisa dihilangkan begitu saja bagi masyarakat Ukraina karena sudah ada dalam warisan leluhur mereka.

Bagi Rusia sendiri, Ukraina sangat penting selain sebagai pasar energi juga merupakan koridor HUB untuk pipa pipa gas menuju Eropa. posisi geoekonomis strategis ini merupakan bagian penting dalam mempertahankan hubungan erat dengan Ukraina. Selain itu Ukraina juga merupakan salah satu gerbang dalam custom dan migrasi dari negara lain menuju Rusia. Tidak heran mengapa Rusia punya kepentingan besar dalam hubunganya dengan Ukraina khususnya bagi budaya, ekonomi dan posisi geopolitics Rusia di Eropa.

Crimea merupakan cobaan berat bagi Rusia bukan hanya hubungannya dengan Ukraina tetapi juga refleksi hubungan dengan Barat. Sikap diam Presiden Putin sejak unjuk rasa yang terjadi dari bulan November 2013 menjadi klimaks ketika parlemen Rusia memberikan signal untuk mempersilahkan militer Rusia menuju Crimea. Meski belum ada keputusan apapun yang dibuat tetapi sikap reaktif dunia secara cepat telah berjalan.

Lebih dari 20 tahun sejak runtuhnya Uni Sovyet, Rusia membangun diri dari segala aspek, budaya, pendidikan, pertahanan, energi, ekonomi dan politik. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan yang sangat pesat menunjukan keberhasilan yang memuaskan dan mendudukkan Rusia kembali sebagai salah satu negara penting di dunia. Rasio hutang yang sangat kecil, cadangan energi yang tak terhingga, berderetnya orang terkaya didunia berasal dari Rusia, perkembangan tehnologi pertahanan dan industri, tidak dapat disebutkan lagi keberhasilan yang ada dalam negara ini.

Secara nyata prestasi Rusia berturut turut terwujud pada 3 tahun ini adalah kesuksesan penyelengaraan APEC di Vladivostok 2012, G20 ST Peter 2013 dan klimaksnya pada Olimpiade Musim dingin SOCHI 2014. Semua berjalan dengan sangat sempurna, menunjukkan profesionalitas dan tentu saja unlimited capital dari negara ini.

Setengah mati Rusia berhasil membawa image yang sangat positif dan menempatkan dia kembali menjadi negara super power di dunia, semua ini dapat lenyap seketika apabila keputusan akan berlanjut kepada invasi ke Crimea seperti halnya yang dilakukan Russia terhadap Georgia pada tahun 2008.

Terlepas dari kepentingan Rusia untuk melindungi etnis mereka disana atau kemampuan Rusia dalam bidang tehnologi persenjataan terutama nuklir yang tidak akan diragukan oleh banyak pihak, namun keputusan menginvasi dapat menjadi bad role model bagi penyelesaian sengketa kedua negara. Meski secara tidak langsung Amerika juga melakukan intervensi dengan mekanisme United Nations dan aid intervention, tetapi setidaknya direct conflict seharusnya tidak terjadi atas pelanggaran wilayah.

Dari kondisi dalam negeripun secara ekonomi menunjukkan Rusia menunjukan signal negatif, lemahnya mata uang dan turunnya index Rusia menunjukkan keraguan pasar dalam menunggu situasi ini. Masyarakat Rusia terutama yang mempunyai darah Ukraina dan masyarakat dunia berharap tidak terjadi invasi yang seperti diharapkan. Semua menunggu, keputusan yang (diharapkan) terbaik diambil oleh pemimpin Rusia, menahan diri mungkin yang terbaik, bagaimanapun juga dalam bertetangga kadang terdapat problema.

Keputusan Ukraina terhadap langkah negaranya seharusnya merupakan murni keputusan yang diambil sendiri tanpa ada desakan dari Rusia, iming iming dari Eropa, janji dari NATO ataupun bonus imbalan demokrasi dari Amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun