Banjardowo, Semarang (07/08/2022) Wilayah RT 01 RW 09 merupakan wilayah yang masih memiliki banyak lahan kosong. Lahan kosong inilah yang menjadi tempat tumbuh suburnya rumput-rumput liar. Namun, rumput liar tersebut memiliki potensial menjadi pupuk penyubur tanaman. Penggunaan pupuk dari rumput liar ini dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli pupuk. Cukup membuatnya dari rumput liar yang ada di sekitar lingkungan.selain itu, rumput liar ini relative mudah ditemukan.Â
Seperti di pekarangan rumah, pinggir jalan, dan di lahan-lahan kosong lainnya. Rumput liar ini sebenarnya bermanfaat bagi peternak, karena dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Namun, karena di wilayah RT 01 RW 09 tidak ada peternakan, sehingga rumput liar di wilayah tersebut tumbuh subur di berbagai tempat. Pembuatan pupuk kompos dari rumput liar ini juga minim biaya dan dapat dibuat dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan. Sehingga dapat dengan mudahnya dibuat.
Melalui kegiatan KKN di Kelurahan Banjardowo pada Hari Minggu (07/08/2022), mahasiswa KKN Tim II Undip mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembuatan pupuk dari rumput liar. Langkah pertama, mengumpulkan rumput liar yang ada di sekitar. Selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari sampai mengering. Ditunggu sekitar 3-4 hari, tergantung dengan cuaca. Jika sedang panas terik akan cepat mengering dan jika saat cuaca mendung maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Setelah kering, rumput lalu dicincang atau dipotong-potong menjadi lebih kecil. Dengan memotong-motong rumput menjadi bagian kecil, akan mempermudah proses dekomposisi. Jadi proses dekomposisi nantinya tidak akan memakan waktu yang lama. Kurang lebih selama 4 minggu pupuk dapat digunakan. Tetapi jika rumput tidak dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, maka akan membutuhkan waktu yang relative lebih lama, yaitu sekitar 8 minggu.
Selanjutnya akan dilakukan proses dekomposisi. Rumput liar yang telah dipotong, kemudian dimasukkan ke dalam plastic. Lalu membuat cairan untuk proses dekomposisi yaitu dengan menyiapkan air yang jumlahnya disesuaikan dengan rumput yang akan di jadikan pupuk di dalam ember. Lalu siapkan decomposer. Decomposer ini dapat dibeli, namun jika ingin membuat decomposer dengan mikroorganisme local dapat membuat mol nasi basi. Mol nasi basi ini dapat digunakan langsung menjadi pupuk dan pestisida. Namun, dalam tahapan ini mol nasi basi dijadikan sebagai decomposer. Saat membuat mol nasi basi harus dipastikan jika mol nasi basi yang sudah jadi memiliki bau seperti tape atau berbau manis bukan aroma busuk. Karena jika mol nasi basi berbau busuk dikhawatirkan mengandung mikroba pathogen yang dapat merugikan. Mol nasi basi disaring, agar nasi tidak ikut tercampur. Lalu masukkan sebanyak 300 ml mol nasi basi.
Kemudian rumput di dalam plastic dimasukkan dalam larutan yang telah dibuat. Pastikan seluruh bagian rumput telah terkena larutan dan di dalam plastic tidak ada larutan yang tersisa. Lalu didiamkan selama beberapa hari. Jika dirasa rumput mengering, maka perlu di siram dengan air. Karena dalam proses dekomposisi ini harus diperhatikan kelembapannya. Pupuk rumput liar yang sudah jadi nantinya akan berwarna hitam dengan tekstur yang menyerupai tanah. Pupuk rumput liar yang sudah jadi dapat digunakan langsung pada tanaman.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan rumput yang biasanya tumbuh dengan liar menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman. Selain tidak membutuhkan biaya yang mahal, pupuk dari rumput liar ini dapat mengurangi jumlah gulma yang biasanya ada di halaman rumah.
Penulis : Eny Yunitaningrum (Biologi / Fakultas Sains dan Matematika)
DPL : Agus Naryoso., S.Sos., M.Si.