Mohon tunggu...
ENY MUTATOWIAH
ENY MUTATOWIAH Mohon Tunggu... -

Penulis lepas yang menulis hanya sebatas hobi dan untuk mendokumentasikan ide dalam bentuk tulisan. Senang dan sedang mendalami ilmu yang berhubungan dengan masalah hati dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyembuhkan Hati yang Terluka

4 Oktober 2016   12:15 Diperbarui: 4 Oktober 2016   12:38 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesedihan, sakit hati, terluka, kehilangan, kecewa, trauma dan saki hati sakit hati lainnya adalah makanan kita sehari hari, selama kita masih bernapas maka perasaan2 itu akan senantiasa datang silih berganti. Jika badan yang terluka, misalkan jari teriris pisau, kita bisa menggunakan hansaplast untuk menutup lukanya, jika tangan sedikit terbakar kita bisa gunakan bioplacenton, pokoknya kalau luka di badan obatnya sudah jelas gambarannya. Bagaimana jika yang terluka adalah hati kita, yang secara fisik tidak bisa kita jangkau, bagaimana menyembuhkannya ? karena seringkali kita tidak bisa memaafkan orang lain karena hati kita terlanjur sakit dan remuk. "Perasaan saya tidak bisa memaafkan kamu" kalimat ini seringkali saya dengar dan dulu juga pernah saya rasakan, itu terjadi ketika seseorang yang kita cintai, kita percayai melukai hati kita, atau seorang teman yang kita percaya mengkianati dan menyakiti kita...dan lain sebagainya.

Belum lagi peristiwa2 lain yang membuat trauma yang membekas di hati, kehilangan pasangan hidup, kehilangan orang tua, kehilangan harta benda, kehilangan pekerjaan dll, sakit yang dirasa karena kehilangan juga masuk kategori hati yang terluka. Beberapa waktu lalu, anak teman SMA saya, umurnya sekitar 6 tahun harus dirawat di rumah sakit karena penyakit meningitis dan terakhir saya dengar kondisinya kritis, mendengar ceritanya saja saya sudah merinding, sedih dan kasihan, apalagi yang dirasakan oleh teman saya. Kesedihan seorang Ibu yang harus menghadapi kenyataan anaknya yang sakit, itupun bukan kategori sakit ringan, sungguh saya tidak bisa membayangkan jika saya harus mengalaminya. Ada lagi teman kuliah saya yang dua bulan lalu kehilangan putrinya yang masih berumur 4 tahun, sedang lucu lucunya dan meninggal dengan sakit yang datang mendadak, ketika mendengar berita itu...saya menangis dan memeluk erat putri saya, sungguh tak terbayangkan kesedihan yang dirasakan teman saya. 

Kawan, akan ada banyak kesedihan yang menimpa kita, karena selama kita hidup di dunia, kita akan diuji dengan banyak hal, keimanan kita akan diuji, karena tempat kita yang sesungguhnya bukanlah disini, disini adalah tempat ujian dan kita harus melaluinya. Tapi Allah akan menuntun kita untuk melalui ujian itu. Semoga sedikit cerita yang saya tulis disini bisa memberikan manfaat bagi kawan terutama bagi kawan yang sedang mengalami hati yang terluka.

"Dan menjadi kosonglah hati Ibu Musa AS, sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang2 yang percaya (kepada janji Allah)" QS Al qashas : 10

Ayat diatas menceritakan tentang Ibu Musa yang harus meletakkan bayinya di kranjang dan dialirkan ke sungai nil, Ibu Musa dihadapkan dengan ujian yang amat luar biasa berat, dia harus menaruh bayinya di air. Itu bukanlah suatu hal yang dapat dibayangkan oleh seorang Ibu, dia dihadapkan pada dua pilihan berat : bayinya disembelih oleh tentara Fir'aun atau menaruh di kranjang yang belum tentu tahan air. Saking beratnya Ibu Musa hampir saja berteriak dan mengatakan bahwa itu bayinya, karena hatinya tidak mampu menanggung kesedihan dan kehilangan itu, jika dia berteriak maka akan terdengar oleh tentara Firaun dan bayinya akan disembelih, tapi Allah lah yang meneguhkan hatinya. Allah lah yang mengembalikan hatinya dari kondisi kosong, kehilangan, dan kesedihan menjadi posisi hati yang normal kembali dan akhirnya Ibu Musa bisa menguasai hatinya lagi, Ibu Musa memang masuk kategori orang2 sholeh. 

Ada orang2 yang hatinya mengalami trauma dan Ia tidak bisa pulih, kenapa tidak bisa ? Karena Allah tidak melepaskan hatinya, Allah belum melepaskannya. Terkadang manusia memang tidak memiliki kemampuan untuk pulih dari kondisi ini, tapi dari ayat diatas (Al Qashas :10) kita tahu bahwa Allah dapat menyembuhkannya. Mungkin kita pernah merasakan ini " Saya sangat terpukul atas apa yang terjadi, tidak mungkin saya bisa kembali ke kehidupan saya lagi" tapi kawan...keimananmu kepada Allah itu cukup untuk mengembalikanmu. 

Mohonlah kepada Allah agar mengangkat luka di hati kita, karena tidak ada yang bisa melakukannya selain Allah SWT. Semoga Allah memberi kita kekuatan di hati, sehingga dapat menjadikan kita orang2 yang benar2 beriman yang hidup dalam keadaan spiritual dan emosi yang sehat. 

Mari menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun