Anak Rendi kelas 3 Sekolah Dasar desa Pundong mengalami kekerasan oleh ibu tirinya. Kronologi dari kasus KDRT pada anak ini adalah ketika Bu sulasih menyerahkan anaknya Rendi pada ayahnya agar dididik mulai umur 3.5 tahun. Karena pada saat itu bu sulasih masih banyak hutang dan harus memenuhi kebutuhan 3 anaknya.
Bu Sulasih merasa tidak sanggup kemudian Rendi dikasihkan bapaknya. Selama diasuh bapak dan ibu tirinya Rendi tinggal dirumah bersama ibu tirinya. Sedangkan bapaknya kerja diluar kota dan dua minggu sekali atau terkadang dalam satu bulan hanya sekali pulang ke rumah.
Sekian lama Rendi ikut ibu tirinya sering menggunakan kekerasan dalam pola asuhnya. Paling parah kejadian beberapa bulan yang lalu. Para tetangga dan teman sekolah Rendi menyaksikan bahwa Rendi dihajar ibuk tirinya.diseret bahkan dipukul bagian tengkuk kepala belakang.
Setelah kejadian itu salah satu adik bu sulasih yang melihat kejadian itu memberitahukan pada bu sulasih bahwa Rendi dihajar ibu tirinya. Terjadilah cekcok antara ibu kandung dan ibu tiri yang tidak mengakui tindakannya.
Ketua RT mencoba mediasi dengan mengumpulkan dua keluarga tersebut untuk berunding. Tidak ada pengakuan dan tidak ada bukti bahwa telah dilakukan kekerasan terhadap Rendi, mediasi berujung gagal menemui titik temu. Ada saksi, dan saksinya para tetangga yang awalnya berani ditunjuk sebagai saksi.
Namun mengurungkan diri karena takut atas ancaman bpk Rendi. Sedangkan bu sulasih tetap menginginkan Rendi ikut beliau. Tapi bapak Rendi tidak memperbolehkan. Proses perceraiannya memang tidak ada hitam diatas putih mengenai hak asuh anak jatuh ke siapa.
Menurut pihak sekolah, Rendi sejak naik Kls 3 memang nakal tapi masih dalam batas wajar. Rendi dilarang dekat dengan siapapun. Sering tiap istirahat Rendi didatangi ibu tirinya dan diantar jemput ibu tirinya.
Jika pulang sekolah ibu tirinya belum jemput tidak diperbolehkan pulang sendiriataupun diantar bersama temannya. Harus menunggu ibu tirinya datang. Menurut info pak RT yang juga dibenarkan para guru Rendi di Sekolah memang kelakuan ibu tirinya keras.
Peksos supervisor bersama pendamping tanggal 16 Oktober kemarin melakukan identifikasi kasus. Mulai menemui ibu kandung Rendi sebagai keluarga penerima manfaat bansos PKH. Kemudian dilanjutkan menemui Ketua RT desa Pundong yang menceritakan bagaimana usaha beliau dalam mediasi yang menemui jalan buntu karena masing-masing tidak mau mengalah.