Saya punya pengalaman memilih, dari background keluarga NU, kemudian mengikuti kajian liqo di sekolah hingga awal kuliah, lalu memutuskan menyempurnakannya #IndonesiaTanpaFitnah
Perpindahan manhaj pun saya lakukan dengan pertimbangan, ternyata ada yang lebih baik: metodenya, obyektifnya, substansi materinya, dan etika-nya #IndonesiaTanpaFitnah
Dari kajian liqo di kampus, saya merasakan kekosongan makna, saat itulah kajian Al Kahfi yang saya ikuti menjawab kebingungan2 yang saya hadapi #IndonesiaTanpaFitnah
Jika dulu kebingunan selalu cukup terjawab dengan “mendekatlah kepada Allah SWT” “banyak2lah berdoa dan mengadu kepada Allah SWT” “dengarkanlah pemimpin” #IndonesiaTanpaFitnah
Di Al Kahfi, pertanyaan-pertanyaan yang lama sekali terpendam, mampu terjawab dengan bahasa yang saya pahami, yang bisa saya aplikasikan #IndonesiaTanpaFitnah
Saya pikir, kajian yang diadakan Al Kahfi jauh lebih baik, kurikulumnya, metodenya, substansinya, etikanya, etos kerjanya, dll #IndonesiaTanpaFitnah
Saat mendalami kajian Al Kahfi, saya pun memutuskan untuk mengurangi liqo, karena saya butuh pemahaman yang mendalam dan aktivitas bersama mentor2 Al Kahfi #IndonesiaTanpaFitnah
Namun saya sangat kaget. Di asrama,saya malah diopinikan sesat, ikut kajian JIL, NII&melakukan aktivitas2 yang jauh dari nilai islam #IndonesiaTanpaFitnah
Saya pun mengklarifikasikan hal tersebut ke teman liqo dan mengatakan, tuduhan mereka tidak benar #IndonesiaTanpaFitnah
Seharusnya kawan-kawan mengklarifiaksi dan menguji tuduhan sesat tsb, namun tidak dilakukan. Malah saya dijauhi dan diantisipasi #IndonesiaTanpaFitnah
Saya merasa seperti ditusuk dari belakang saat opini sesat menyebar, padahal kami sama-sama muslim dan melakukan dakwah kampus #IndonesiaTanpaFitnah