Di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sering kali kami sebagai pendidik  menjumpai beberapa fenomena bergesernya adab bahkan terkadang terjebak pada pola pikir bahwa penguasaan ilmu adalah tujuan utama dalam pendidikan. Namun,sbenarnya ilmu yang tanpa disertai dengan adab juga bisa kehilangan esensi dan bahkan berpotensi disalahgunakan. dalam hal ini Adab, yang mencakup nilai-nilai etika, penghormatan, dan sikap rendah hati, adalah fondasi yang membuat ilmu lebih bermakna dan berfungsi sebagai alat kebaikan. Mengutamakan adab di atas ilmu berarti menanamkan nilai moral yang melandasi cara kita memperoleh, menyebarkan, dan memanfaatkan pengetahuan.
Dalam Islam dan berbagai tradisi budaya lainnya, adab ditempatkan sebagai inti dalam menuntut ilmu. Penghormatan terhadap guru, kesediaan untuk menerima masukan, serta kerendahan hati adalah bentuk-bentuk adab yang bukan hanya meningkatkan kualitas proses belajar, tetapi juga mendidik karakter yang luhur. Ketika ilmu diperoleh dengan adab yang baik, dampaknya tidak hanya terasa pada diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas, menciptakan individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif pada lingkungannya.
Dalam proses mencari ilmu, adab atau etika memegang peranan yang sangat penting, bahkan lebih utama daripada sekadar penguasaan materi atau kemampuan akademis. Adab mencakup sikap rendah hati, penghormatan terhadap guru, kesediaan mendengarkan, serta kesabaran dan ketulusan dalam belajar. Tanpa adab, ilmu berisiko menjadi alat yang hanya mengejar keuntungan pribadi atau kebanggaan diri, yang dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan persaingan yang tidak sehat. Sebaliknya, ilmu yang disertai dengan adab akan lebih membawa manfaat, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat, karena diterapkan dengan niat yang baik dan dilandasi rasa hormat. Oleh sebab itu, menjaga adab dalam menuntut ilmu bukan hanya memperkaya pengetahuan tetapi juga membentuk karakter yang luhur, yang akan memberikan dampak positif jangka panjang dalam kehidupan.
adapun Hadis tentang bagaimana selayaknya menghormati terhadap guruÂ
"Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak orang berilmu."
(HR. Ahmad)
Dalam hadis ini, Rasulullah  menekankan pentingnya menghormati orang yang lebih tua dan orang yang berilmu, termasuk guru. Sikap hormat kepada guru adalah salah satu bentuk adab yang mendahului ilmu.
Salah satu contoh adab di atas ilmu adalah sikap tawadhu atau rendah hati terhadap guru dan orang yang berilmu. Misalnya, seorang siswa yang memiliki pemahaman atau prestasi akademis yang baik tetap menghormati dan mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh, tanpa merasa lebih unggul.
Sikap rendah hati ini terlihat ketika siswa bersedia menerima masukan atau kritik dari guru sebagai bagian dari proses belajar, bukannya merasa tersinggung atau menolak masukan tersebut. Selain itu, siswa yang tawadhu juga cenderung tidak memamerkan ilmunya untuk tujuan pamer atau kompetisi, tetapi berbagi pengetahuan dengan niat tulus membantu orang lain.
Contoh ini menunjukkan bahwa adab dalam bentuk kerendahan hati melandasi cara kita memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan ilmu. Ketika ilmu dihiasi dengan sikap rendah hati, ilmu tersebut tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga membawa keberkahan dan kebaikan bagi orang lain.Oleh sebab itu marilah kita bersama menyadari arti pentingnya adab diatas ilmu karena dengan adab yang baik akan lebih mengantarkan kita menjadi insan muslim yang bermartabat sesuai dengan panutan kita Rasullullah SAW.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H