Mohon tunggu...
ERnawati PGSD
ERnawati PGSD Mohon Tunggu... -

enya mahasiswi PGSD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Menghasilkan Anak Kreativ dan Kritis

28 Desember 2010   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:18 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan pendidikan secara nasional dewasa ini, sebagai harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi inovasi pendidikan, tetapi kenyataanya sampai saat ini masih belum berhasil sesuai dengan harapan. Bahkan hampir dikatakan bukan kemajuan yang diperoleh, tapi sebuah kemunduran yang terjadi selama bangsa ini berdiri. Di sisi lain tuntutan pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang berbasis kompetensi, belajar mandiri, belajar terbuka, belajar jarak jauh, mendorong dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara luas.

Inovasi pembelajaran bertujuan untuk menghadapi tantangan-tantangan pembelajaran yang makin hari makin menantang dan beragam dan memperoleh alternative tindakan pembelajaranlain selain yang sudah ada. Target dari inovasi pembelajaran adalah pemaksimalan kerjua otak anak sesuai dengan bagian-bagiannya.

Otak manusia mempunyai bagian-bagian berbeda yang menjalankan berbagai fungsi mental berbeda pula, seperti berpikir, seksualitas, memori, pertahanan, emosi, pernafasan, dan kreativitas. Pembagian keja otak pun tidak hanya pembagian sederhana kerja otak kanan yang memproses hal-hal yang bersifat keseluruhan (abstrak), dan otak kiri yang memproses hal-hal yang bersifat bagian-bagian saja (konkret/logis) tetapi otak kita juga dirancang untuk memproses waktu (masa lalu dan masa depan) dari belakang ke depan.

Pembelajaran berbasis otak mengorientasikan individu anak sebagai pribadi dan pebelajar sebagai pribadi yang unik. Anak dipandang sebagai sesuatu yang aktif bergerak, berkhayal, dan bebas berpikir bukan sekedar robot atau mesin yang kerjanya berdasarkan perintah. Pebelajar diarahkan untuk dapat memahami situasi yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Guru yang baik adalah guru yang memahami psikologi anak. Karena setiap anak memiliki psikologi yang berbeda.

Dalam suatu pembelajaran membutuhkan suatu metode dan teknik. Di tahun-tahun sebelumnya diungkapkan tentang macam dari teori pembelajaran yang masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda. Misal berawal dari teori kognitivisme (pemberian stimulus-respons) berlanjut dengan teori belajar behaviorisme (pembentukan tingkah laku), lebih berkembang lagi menjadi teori konstruktivisme (siswa sudah mulai memiliki kebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri), lebih disempurnakan lagi teori humanisme lalu sampai pada teori berbasis otak. Semua teori tersebut saling berkesinambungan untuk saling melengkapi hingga muncul teori baru dalam pembelajaran yang dianggap lebih sempurna.

Dengan munculnya inovasi dan ide-ide baru dalam pembelajaran, kelak diharapakan akan membentuk produk kreatif dan kritis.Anak dikatakan memiliki daya kreativitas tinggi tidak lepas dari yang namanya bakat. Karena bakat menjadi pendorong utama untuk seseorang mengembangkan kreativitas.Tapi kreativitas juga tidak harus murni harus terbentuk dari adanya bakat sehingga yang tidak berbakat tidak bisa berkembang karena anak dapat berlatih sehingga terbentuk anak kreatif. Kritis artinya mampu berpikir lancar, dan tegas dalam menyampaikan pendapat atau gagasan. Jadi anak yang kritis tidak takut akan perbedaan.

Anak kreatif dan kritis dapat pula dibentuk sehingga perlu pengarahan dan bimbingan, faktor kognitif, kepribadian, dan motivasi dan lingkungan yang perlu diperhatikan oleh orang tua/guru. Suasana kreatif pun perlu dibentuk untuk merangsang kemampuan berpikir kreatif anak, penataan ruang kelas dengan hiasan dinding yang melatih kemampuan anak untuk berpikir kreatif.

Untuk menilai anak tersebut kreatif/kritis atau tidak itu tidak pada hasilakhirnya saja atau produk tapi justru prosesnya karena disitu kita dapat mengetahui bagaimana munculnya keunikan ide seseorang dan bagaimana anak tersebut berpikir. Dari cara pemikiran anak dan bagaimana anak tersebut mampu menyelesaikan masalah, atau pemecahan kasus akan tampak karakteristik anak tersebut. Sehingga pengarahan untuk menjadikan anak menjadi anak yang problem solver akan lebih mudah.

Masalah adalah objek yang menjadi tugas untuk anak, dan bukan beban. Jika anak sudah bisa menjadi manusia yang problem solver kelak ia akan mudahmenyesuaikan baik di lingkungan pembelajaran ataupun masyarakat.

Proses belajar melibatkan kerja semua organ tubuh, bagian-bagian tubuh akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Input akan masuk dan diproses oleh suatu bagian tubuh yang berfungsi penting yaitu otak.

Keberbakatan anak dalam suatu hal tertentu tidak ditentukan oleh kecerdasan yang berasal dari kerja salah satu otak tetapi merupakan kerja dari semua bagian otak hanya saja untuk bakat, minat, dan hoby itu lebih diproses di dalam otak kanan sehingga yang lebih aktif adalah otak bagian kanan. Bakat itu sesuatu kemampuan seseorang di bidang tertentu yang sudah dimilikisejak kecil atau mungkin sudah sejak anak lahir bakat itu sudah ada bisa dari keturunan orang tua atau sanak saudaranya. Tapi tidak juga orang yang berbakat itu cerdas atau sebaliknya orang cerdas itu berbakat.

Pembelajaran yang mengaktifkan kerja otak membutuhkan suatu persiapan yang matang untuk mengarahkan anak belajar dengan model berbasis otak, mereka dibiasakan untuk belajar sendiri, menata bagaimana mereka akan belajar, sampai mereka terbiasa sehingga pembelajaran yang lebih menekankan pada kemandirian tidak menjadi beban tetapi menjadi suatu kebiasaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun