Yang benar dari ke tiga orang itu adalah si anak kecil. Anak yang dinilai sebagai sumber masalah, dianggap salah, justru malah yang benar.
Flashback, beberapa kurun waktu sebelumnya, Ayah si anak ini meninggal karena dibunuh orang. Ayah si anak ini semasa hidupnya pernah menjadi pegawai di penunggang kuda (orang pertama yang mampir kemata air tersebut), dan penunggang kuda itu dalam suatu masa pernah tidak memberikan gaji pegawainya tersebut yang merupakan ayah si anak kecil ini, dan SubhanAllah jumlah gaji yang tidak dibayarkan adalah sejumlah uang yang ada di kantong yang hilang tersebut.Â
Pengunggang kuda tersebut tidak pernah berpikir sebelumnya kenapa dia meletakkan uang sejumlah itu, dia tidak pernah berfikir mampir di mata air tersebut untuk minum dan tanpa sengaja uangnya jatuh.
Dia tidak pernah bertemu dengan si anak kecil dan tidak pernah tau kalau si anak kecil ini anak dari pegawainya.
Karena ayahnya terzolimi oleh si penunggang kuda tersebut, maka Allah dengan keadilannya memberikan haknya kepada ahli warisnya.
Lalu bagaimana dengan orangtua buta yang dibunuh si penunggang kuda ?
Flashback, Ayahnya si anak ini meninggal dibunuh orang, dan yang membunuh adalah si orangtua buta ini!
Sehingga sekarang lihatlah bagaimana keadilan Allah: si pegawai yang tadinya dizolimi, Allah kembalikan hak nya kepada ahli warisnya dari orang yang menzoliminya. Dan orang yang membunuh, dibunuh oleh orang zolim.
Luar biasa , ini baru satu kasus, berapa banyak kasus dimuka bumi ini?
Yang bisa diambil dari cerita diatas adalah bahwa kita semua dibawah pengawasan Allah, jangan bermain api, Allah tau, jangan pikir kita ini hebat bisa mengatur tipu daya.
QS Ath Thoriq ayat 15 -- 17 :