Mendengar namanya seperti hantu, bagi sebagian siswa setingkat SMA. Sesuatu yang pasti kita lalui mati, kali ini bukan mati itu yang memiliki peluang satu yang dimaksud tetapi matimatika, Pelajaran dari PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini) sampai PT(Perguruan Tinggi). Pelajaran matematika SMA dengan kurikulum yang padat sebetulnya akan mudah diterima asalkan siswa sudah memahami materi dasar yang sudah dipelajari pada jenjang sebelumnya.
Materi integral sebagai salah satu contoh dimana siswa harus menguasai beberapa materi sebagai prasyarat, seperti: bentuk akar, pangkat, pecahan, persamaan linear, persamaan kuadrat, differensial. Memotivasi siswa merupakan hal yang penting agar siswa pengin mempelajari dengan semangat yang tinggi. Appersepsi sudah diberikan, siswa sudah terpancing untuk memepelajarinya, tapi ketika dihadapkan dengan materi prasyarat, seperti petinju kalah sebelum bertanding. Sebagai seorang pendidik tidak boleh patah semangat. Mengulang materi prasyarat menjadi salah satu solusi. Materi integral yang seharusnya sudah disampaikan, dapat dipelajari siswa dengan mengakses sendiri melalui buku, wifi atupun sumber yang lainnya, sebagai tugas di rumah. Pertemuan berikutnya baru bisa masuk ke materi yang sesungguhnya yaitu integral.
Luar biasa, ketika siswa diberi kebebasan mengeksplore, ternyata mereka dapat belajar dengan baik. Ketika kita berikan kepercayaan kepada mereka, bahwa tidak hanya facebook atau twitter ataupun media sosial yang lain yang mereka tahu, siswa jadi semangat mempelajarinya. Meskipun masih ada siswa yang berpenyakit "M" (malas), bukan m yang lain, bisanya hanya copy paste.
Soal-soal matematika akhirnya dapat dikerjakan dengan mudah dengan menggunakan berbagai program yang disediakan internet, seperti program geogebra, dan wolframalpha. Pendidik bukanlah satu-satunya tempat bertanya, tapi pendidik harus bisa jika ditanya.
“Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika”
