Parade budaya etnik "Banyuwangi Ethno Carnival" membuka secara resmi dimulainya penyelenggaraan kegiatan Banyuwangi Festival 2013 yang dijadwalkan berlangsung mulai September hingga Desember 2013.
BEC yang mengambil tema "The Legend of Kebo-keboan" itu, dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di depan Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, dengan disaksikan ribuan warga setempat dan dari luar daerah.
Banyuwangi memiliki kekayaan seni budaya tradisional yang sangat luar biasa. Hal itu ditunjukkan dengan masih banyaknya ritual dan upacara adat maupun event-event budaya yang dilaksanakan oleh masyarakat. Berangkat dari kekayaan khasanah seni budaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuat satu kemasan seni budaya tradisional dalam sebuah event yaitu BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL (BEC) suatu event budaya yang diharapkan mampu menjembatani modernisasi seni budaya lokal yang selama ini tumbuh kembang dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi menjadi sebuah event dalam bentuk parade berskala Internasional tanpa harus merubah nilai-nilai yang sudah berkembang dan tumbuh di dalam masyarakat baik spirit maupun filosofinya.
BEC juga merupakan wadah pemacu kreatifitas generasi muda untuk menuangkan gagasan-gagasan unik dan menarik serta menvisualisasi gagasan yang berlatar etnik dan tradisi tersebut ke dalam bentuk dan kemasan artistik yang spektakuler sebagai apresiasi terhadap nilai budaya lokal sehingga dapat memiliki daya tarik tersendiri dalam meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal maupun sebagai sajian yang sangat menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Parade budaya etnik diawali dengan penampilan ratusan perempuan dari berbagai sanggar seni yang menampilkan kesenian khas Banyuwangi, Tari Gandrung. Mereka berlenggak-lenggok di depan tenda undangan dan penonton dengan gerakan lemah-gemulai.
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2013 ini merupakan perhelatan tahun ketiga yang bertema “The Legend of Kebo-keboan Blambangan” dengan 3 Sub Thema :
- Kebo Geni yang menggambarkan jiwa semangat dan pemberani,
- Kebo BayuTirto ketentraman dan kedamaian, serta
- Kebo Bumi yang menggambarkan kesuburan
Tema "The Legend of Kebo-keboan" diambil dari salah satu tradisi lokal yang telah berumur ratusan tahun dan masih dilestarikan masyarakat Banyuwangi, yakni sebuah ritual sebagai wujud doa dan pengharapan agar hasil panen bisa melimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H