Bunda-bunda ada yang pernah mengalami seperti saya? Dua kali hamil lahiran dengan secar, belum genap tiga tahun sudah hamil lagi yang ketiga. Ya Tuhan, sewaktu saya tahu kalau saya hamil yang ketiga, yang terlintas dalam pikiran saya adalah "duh, saya mesti secar ketiga kalinya". Â Ya, saat saya dinyatakan positif garis dua oleh test pack, anak kedua saya baru berusia 15 bulan yang artinya sedang menyusu atau ASI. Saya sendiri belum ada rencana untuk memiliki anak lagi, karena saya berencana mengASIhi dengan tuntas sampai anak kedua usia dua tahun. Namun, nasi telah menjadi bubur. Kehamilan sudah terjadi, hanya perlu bersyukur dan menjalani takdir yang sudah digariskan. Hehehe
Tetapi, menjalani kehamilan ketiga ini saya merasakan lebih banyak keluhan. Barangkali karena usia juga sudah menginjak angka 35 tahun. Di trimester pertama, selain ngidam, mabok dan teller, saya sering merasa ada yang hilang dari daya atau kekuatan kaki saya terutama di area lutut. Saat saya berjalan atau menaiki tangga, tiba-tiba saya merasa tidak ada daya pada kaki saya. Rasanya seketika lemas dan linu. Awalnya saya menduga karena terlalu lelah atau kecapean. Tapi karena seringkali terjadi, barangkali saya kekurangan kalsium. Selain itu, pada area pinggang dan punggung serta area sekitar leher seringkali merasakan nyeri dan tegang. Saya berasumsi karena saya kekurangan air minum. Memang saya akui, dalam sehari saya tidak bisa menghabiskan 8 gelas air putih. Hal ini karena setelah minum, saya justru merasa mual. Saya bisa minum, kalau airnya hangat atau manis. Kemudian, bekas secar juga seringkali saya rasakan nyeri. Pada saat saya tidur terlentang, atau saat saya beraktifitas, saya merasakan nyeri di sekitar luka secar yang masih berbekas.
Pada tri mester kedua, saya merasa jumlah ASI saya semakin berkurang. Oya, saya masih menyusui anak kedua saya. Saya berencana tetap melanjutkan ASI sampai anak saya usia dua tahun. Saya konsultasi ke bidan, tidak apa-apa dilanjut asalkan tidak ada kontraksi. Namun, di trimester kedua saya mulai merasakan adanya kontraksi pada perut saya. Saya berfikir untuk stop ASI atau menyapih, tetapi masih belum tega dan masih berat hati untuk melakukannya. Di sisi lain, saya merasa kurang asupan air minum dan kalsium, sehingga saya merasa sering pusing dan tidak berdaya di trimester kedua ini. Jadi, apakah ada saran dan masukan dari para bunda disini? Yuk, berbagi cerita dan pengalaman Bunda-bunda ^.^
Sejauh ini, saya mengusahakan untuk minum air putih lebih banyak dari sebelumnya. Saya juga mengkonsumsi suplemen ibu hamil setiap hari, mencoba makan teratur, tepat waktu dan bergizi. Satu yang kurang, istirahat atau tidur yang nyenyak dan nyaman. Hal ini karena saya sibuk bekerja dan memiliki batita sehingga masih sering begadang dan kurang tidur.
Rencana saya untuk kelahiran ketiga nanti adalah dengan menggunakan metode secar. Sebab, sudah dua kali saya secar. Sepertinya mustahil jika saya bisa melahirkan normal. Saya menduga, dokter kandungan akan menyarankan saya untuk secar. Sampai di trimester kedua ini, saya masih belum periksa kandungan ke spesialis kandungan dan belum melakukan USG dan uji laboraturium. Mungkin karena saya tidak terlalu siap dengan kehamilan ketiga ini, jadi saya merasa lebih cuek dan abai dengan kehamilan ini. Di trimester kedua ini juga saya mulai timbul banyak kekhawatiran, karena di trimester pertama, saya sangat jarang mengkonsumsi suplemen atau asam folat. Ditambah lagi kesibukan dengan pekerjaan dan dua anak, sehingga saya kecapean dan akibatnya terlalu abai dengan kehamilan ketiga ini. Saya juga berencana untuk melakukan steril mengingat usia sudah di angka 35 tahun dan akan melakukan secar ketiga kalinya. Apakah ada pengalaman Bunda-bunda yang bisa dibagikan terkait secar ketiga sekaligus steril??
Barangkali pesan untuk para Bunda, perlu melakukan perencanaan kehamilan yang matang. Perlu adanya antisipasi jika memang belum siap hamil lagi dengan melakukan kontrasepsi. Karena rezeki tidak terduga bisa terjadi kapan pun bukan? Saat ini, saya mencoba memupuk pikiran-pikiran saya dengan hal-hal yang positif. Bahwa kehamilan ini adalah anugrah tuhan dan barangkali ke depannya ada banyak kejutan bahagia yang bisa saya dapatkan. Memang di trimester pertama, selain banyak keluhan saya juga merasa menyesal dan kecewa kenapa saya tidak hati-hati sehingga bisa hamil lagi. Namun, di trimester kedua ini saya harus lebih rileks dan berpikir positif agar kehamilan ini berjalan lancar dan janin dalam keadaan sehat dan sempurna. Saya berharap, semuanya berjalan lancar, sehat, dan selamat ke depannya. Doakan ya Bunda-bunda semua ^.^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H