Mohon tunggu...
Eny Ivans
Eny Ivans Mohon Tunggu... Dosen - I am who am

Learner Everywhere

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siapkah Saya Mulai Menulis Lagi?

20 November 2024   21:04 Diperbarui: 20 November 2024   21:40 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan menulis bagi saya belum sampai pada level hobi dan kebutuhan. Menulis bagi saya hanya seperti 'anget-anget tai ayam', sesuatu yang belum saya tekuni. Padahal, ada banyak manfaat menulis yang sudah saya pahami. 

Bahkan saya pernah ikut kelas menulis yang berbayar, walau saya berhenti di tengah jalan karena bosan dan tidak tertantang untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Menulis bagi saya, masih harus dilakukan dengan menunggu 'better mood'. Jadi, kalau kondisinya masih 'bad mood', sulit bagi saya untuk mendapatkan ide atau gagasan. Akibatnya, tulisan hanya menggantung kemudian berhenti tutup laptop dan tidur.

Sekuat tenaga saya melatih diri untuk disiplin dalam menulis. Katanya, walau hanya satu tema atau satu paragraph saja kita mesti rutin menulis setiap hari. Dulu, media sosial saya penuh dengan kicauan tulisan saya walau kadangkala isinya malah curhat colongan.

 Waktu itu, ide menulis curhat colongan tidak begitu sulit bagi saya. Mengalir, lancar seperti derasnya air hujan. Namun, karena adanya kesibukan kerja kemudian juga mengurus anak, kebiasaan menulis di media sosial lama-lama tenggelam. Bahkan dari beberapa media sosial yang saya punya saat ini, hanya saya fungsikan untuk melihat-lihat saja.

Dalam rangka memacu motivasi menulis, saya juga membuat blog pribadi yang tanpa berbayar. Saya berharap dengan memiliki blog dan ikut dalam komunitas blogger, saya akan tertantang untuk lebih aktif menulis. Nyatanya, postingan tulisan saya dalam setahun masih bisa dihitung dengan jari. Sungguh syuliiit syekaalii meniatkan diri menjadi penulis produktif.

 Di samping itu juga, saya bergabung dengan kompasiana dengan harapan masuk ke dalam komunitas blogger yang lebih besar dan lebih luas, saya bisa terlatih dan disiplin menulis. Namun, hingga saat ini saya buka kompasiana, baru tiga artikel saya yang "nangkring" di laman kompasiana. Tolooong...

Kegiatan menulis saya sampai saat ini baru sebatas menggugurkan kewajiban.  Dalam setiap semester, profesi saya (baca: dosen) mengharuskan untuk publikasi artikel. Karenanya, saya menulis hanya untuk itu. Padahal, dalam profesi saya, menulis harusnya menjadi kebiasaan intelektual yang tidak bisa terpisahkan. 

Dalam setiap minggu saya menulis, tetapi hanya menulis bahan ajar atau materi ajar yang tidak saya publikasikan dan hanya digunakan untuk kepentingan di dalam kelas sendiri. Ada perasaan berat hati untuk mempublikasikan bahan ajar, karena saya harus menyediakan waktu yang lebih banyak dan lebih fokus untuk mengoreksinya.

 Seringkali saya khawatir dan merasa tidak 'confidence' dengan tulisan saya, takut salah, takut dikata plagiarism, takut kurang mendalam pembahasan dan penyajian datanya, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Padahal, kalau kata orang, menulis itu 'nagih'. Syaratnya satu, konsisten dulu. Oh, sesuatu yang masih sulit saya gapai hingga sekarang.

Di sisi lain, kadang saya bingung dengan aliran tulisan yang saya kehendaki. Saya pernah menulis kumpulan cerpen yang saya bukukan sendiri dan saya baca sendiri. Ada ketertarikan pada dunia fiksi. 

Namun, kadangkala saya juga tertarik dengan bidang keilmuan saya, tetapi saya merasa belum mumpuni. Saya juga tertarik menulis hal-hal yang berkaitan dengan parenting dan rumah tangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun