[caption id="attachment_109548" align="alignleft" width="465" caption="ilustrasi "][/caption] Hidup bersih sekarang ini sudah lagi tidak menjadi keharusan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, banyak sekali timbul masalah-masalah yang berdampak pada kehidupan masyarakat, karena kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, umumnya masyarakat tidak terlalu peduli akan dampak positif dari hidup bersih dan dampak negatif dari lingkungan yang kumuh, kotor, dan bau, masyarakat yang tanpa sadar selalu mengotori lingkungan sekitar. Masyarakat Indonesia selain kurang memperhatikan dan menjaga kebersihan, juga kurangnya memelihara kondisi lingkungan yang bersih. Bila dilihat dari aktivitas masyarakat, masyarakat lebih cenderung memakai tanpa memperbaiki dan menjaga kondisi lingkungan yang memberi dan masyarakat hanya memakai, sehingga kurangnya keseimbangan antara keduanya. Dari berbagai upaya untuk menjaga serta mencegah agar kehidupan sekitar menjadi bersih dan terhindar dari ancaman lingkungan yang kotor, maka upaya meningkatkan kesadaran yang harus diproritaskan kepada masyarakat, karena yang menjadi faktor salah satunya adalah kesadaran masyarakat yang tidak peduli, inilah yang menjadi masalah. Kota yang memiliki fasilitas penunjang bagi masyarakat yang dibangun oleh pemerintah, antara lain jalan raya, trotoar, tempat-tempat khusus, stasiun, terminal, pelabuhan, dan bahkan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas umun bagi masyarakat yang seharusnya digunakan sesuai dengan peruntukanya, namun tempat-tempat tersebut menjadi sasaran utama mencari rejeki hampir sebagian besar tempat tersebut dijadikan tempat untuk berjualan, akibatnya keindahan dan kebersihan suatu tempat menjadi tidak terjaga dan jauh dari kebersihan. Dilihat dari perkembangan kota-kota di Indonesia, fasilitas pendukung kota seperti taman kota, daerah sekitarnya dijadikan sebagai ajang mencari rejeki dengan berjualan makanan, PKL, asongan, padahal taman kota menjadi icon kota yang seharusnya bersih, tempat halayak umum lainnya menjadi karut marut dan kotor karena sampah yang dihasilkan dari aktifitas padagang dan pemandangan yang terganggu, begitu juga dengan para pedagang yang tidak memperhatikan dan menjaga kekhasan tempat tersebut. Dibeberapa daerah di Yogyakrta seperti babarsari, seturan dan daerah sekitarnya, banyak fasilitas umum yang disulap dijadikan tempat untuk berjualan makanan maupun sejenisnya. Fasilitas umum diubah fungsinya trotoar sepanjang jalan yang seharusnya berfungsi sebagai jalan pejalan kaki dan pembatas jalan dijadikan warung makan dan tempat lain, sehingga dengan demikian merusak fasilitas umum dan mengotori, selain itu tidak terjaga kebersihannya dan tidak memelihara kondisi fasilitas umum. Demikian dengan adanya aktifitas-aktifitas pedagang memberikan dampak negative terhadap kebersihan daerah tersebut, yang seharusnya fasilitas umum kini tidak lagi terjaga dan menjadi kotor dan bau, ini berasal dari sisa-sisa jualan makanan yang dibuang kedalam saluran irigasi ataupun dibuang langsung ke tanah. Cara hidup seperti ini akan berdampak pada kesehatan masyarakat dan aktifitas masyarakat sekitar, untuk itu diperluhkan kesadaran bagi tiap masyarakat untuk memelihara dan menjaga kebersihan, agar lingkungan yang aman, nyaman, dan bersih dapat tercipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H