Mohon tunggu...
Enun Nurhasanah
Enun Nurhasanah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di STKIP Yapis Dompu dan Mahasiswa Pascasarjana S3

Saya adalah seorang Dosen di STKIP Yapis Dompu dan saat ini juga tengah menempuh studi Pascasarjana S3 di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Dalam peran saya sebagai pendidik, saya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan, sambil terus mengejar pendidikan tinggi untuk memperdalam pemahaman dan keahlian di bidang saya. Kombinasi antara pengalaman mengajar dan studi lanjutan memungkinkan saya untuk terus berkontribusi pada perkembangan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nasional dan Dilema Karakter Globalisasi

8 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:32 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : https://youtu.be/zant58twbI8)

Pendidikan nasional adalah pilar utama dalam membangun identitas bangsa, namun globalisasi menghadirkan tantangan baru. Karakter yang dibentuk melalui pendidikan nasional sering kali berbenturan dengan nilai-nilai global yang seragam dan pragmatis. Dalam konteks ini, pendidikan menghadapi dilema: mempertahankan jati diri bangsa atau menyesuaikan dengan kebutuhan global.

Globalisasi menuntut individu untuk memiliki kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan bersaing secara global. Namun, nilai-nilai lokal seperti gotong royong dan kebhinekaan sering kali tergeser oleh nilai-nilai individualistik dan materialistik. Hal ini menciptakan kesenjangan antara tujuan pendidikan nasional dan realitas global.

Di Indonesia, pendidikan karakter telah menjadi perhatian utama, terutama dalam menghadapi tantangan moral dan etika. Namun, implementasi pendidikan karakter sering kali terbentur oleh sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada pencapaian akademik. Akibatnya, siswa tidak sepenuhnya memahami nilai-nilai yang diajarkan. Di sisi lain, globalisasi juga membawa peluang. Teknologi, misalnya, memungkinkan siswa untuk mengakses ilmu pengetahuan dan budaya dari berbagai penjuru dunia. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi ini tanpa kehilangan identitas budaya lokal. Pendidikan nasional perlu menciptakan keseimbangan antara penerimaan nilai global dan penguatan karakter lokal.

Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan di Indonesia menawarkan fleksibilitas bagi sekolah untuk memasukkan nilai-nilai lokal dalam pembelajaran. Namun, upaya ini harus didukung oleh pelatihan guru yang memadai agar mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses belajar mengajar secara efektif. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ini. Nilai-nilai lokal harus ditanamkan sejak dini di keluarga dan lingkungan sekitar. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci dalam membentuk generasi yang tidak hanya kompeten secara global tetapi juga berakar kuat pada budaya lokal.

Pada akhirnya, pendidikan nasional harus mampu menjawab dilema ini dengan kebijakan yang adaptif dan berorientasi pada masa depan. Mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan global dalam pendidikan adalah tugas yang kompleks, tetapi esensial untuk menciptakan generasi yang tangguh dan berkarakter. Dilema antara mempertahankan identitas bangsa dan menyambut globalisasi bukanlah pilihan hitam putih. Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, pendidikan nasional dapat menjadi jembatan yang menghubungkan keduanya, menciptakan generasi penerus yang berwawasan global tanpa kehilangan akar budaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun