Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat." Tema ini menggugah kita untuk merenungkan peran vital guru dalam membangun peradaban bangsa. Namun, dalam momen refleksi ini, kita juga harus bertanya, apakah perayaan HGN sekadar ritual tahunan ataukah benar-benar menjadi momen untuk menilai dan menghargai kontribusi guru terhadap pendidikan di Indonesia?
PeringatanGuru, sebagai penggerak utama pendidikan, memiliki andil besar dalam pembentukan karakter dan masa depan bangsa. Namun, meskipun sering disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa," kenyataannya kesejahteraan dan penghargaan terhadap profesi ini masih menjadi masalah besar. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa banyak guru yang masih berjuang dengan tantangan rendahnya penghasilan dan kurangnya fasilitas yang memadai. Ironisnya, meskipun mereka adalah ujung tombak dalam mencetak generasi penerus bangsa, perhatian terhadap mereka kerap kali terabaikan.
Perayaan Hari Guru seharusnya menjadi momentum untuk tidak hanya memberikan penghormatan, tetapi juga untuk menggali lebih dalam mengenai kondisi nyata para pendidik. Apakah kita telah melakukan yang terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka? Apakah guru-guru kita memiliki dukungan yang memadai untuk mendidik dengan baik, atau mereka terpaksa bekerja dalam keterbatasan? Dalam hal ini, perayaan HGN bukan hanya sebuah seremonial, tetapi juga kesempatan untuk melakukan evaluasi konstruktif.
Di sisi lain, tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat" juga mencerminkan optimisme kita terhadap kualitas pendidikan. Guru yang hebat tentu saja adalah pondasi yang kuat bagi kemajuan bangsa. Namun, ada tantangan besar yang perlu kita hadapi untuk memastikan bahwa semua guru memiliki kesempatan untuk berkembang. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada guru-guru luar biasa, tidak sedikit yang menghadapi hambatan dalam mengakses pelatihan profesional atau bahan ajar yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya pemberdayaan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka sangat penting.
Salah satu hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah kita telah memfasilitasi para guru dengan teknologi dan metodologi pembelajaran terkini. Dalam era digital ini, teknologi seharusnya menjadi alat yang memberdayakan para guru, bukan malah menjadi beban. Namun, masih banyak guru yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menyusun kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Melihat peran besar guru dalam membentuk masa depan bangsa, sudah seharusnya kita berinvestasi lebih banyak dalam pendidikan dan kesejahteraan guru. Pemerintah perlu memastikan bahwa guru-guru yang telah berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa mendapatkan penghargaan yang setimpal. Jangan sampai, Hari Guru hanya menjadi ritual tahunan yang tidak membawa perubahan nyata. Guru yang hebat adalah kunci dari Indonesia yang kuat, dan untuk itu, kita semua harus berperan aktif dalam mewujudkannya.
Dengan demikian, peringatan Hari Guru Nasional 2024 seharusnya tidak hanya menjadi ajang untuk mengucapkan terima kasih, tetapi juga sebagai titik tolak untuk melakukan perbaikan sistem pendidikan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih memadai bagi para guru. Mereka adalah pahlawan kita, dan sudah saatnya kita memberikan dukungan nyata untuk memastikan mereka dapat terus berkontribusi dalam membangun peradaban bangsa. Hari Guru Nasional 2024 harus menjadi momen yang lebih dari sekedar seremonial. Ini adalah refleksi kritis terhadap bagaimana kita memandang profesi guru dan bagaimana kita menghargai perjuangan mereka yang tak ternilai demi masa depan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H