Di kampung pun saya bukan orang yang ulet atau rajin, bahkan boleh dikategorikan malas. Saya bahkan tidak mau pergi ke kebun atau ke sawah untuk membantu orang tua saya, dengan sejuta alasan, padahal alasan sesungguhnya adalah bahwa saya malas untuk bekerja membanting tulang. Jadi mungkin sudah pantas pemerintah menggaji orang seperti saya dengan gaji segitu, karena saya memberikan sumbangsih yang tidak seberapa kepada negara ini.
Coba bandingkan dengan sahabat saya yang bergelar Ph.D dengan publikasinya itu? saya belum apa-apa dan saya sangat beruntung memiliki apa yang saya punyai sekarang. Saya masih miskin dan menikmati kemiskinan itu, namun sebagai sesama orang miskin, saya merasa beruntung mendapatkan apa-apa yang semoga suatu saat dapat menjadi hak saya. Dan ketika materi datang menghampiri, mudah-mudahan saya telah siap dan bisa benar-benar menjadi orang kaya yang selaras dengan jalan hidup dan pikiran saya, sehingga dapat menjadi pakaian saya yang sesungguhnya dan bukan pakaian orang yang dipaksakan untuk pas di badan saya. Meskipun kata orang bahwa dunia ini adalah panggung sandiwara namun, sebagai aktor panggung saya tidak ingin menjadi orang lain yang memainkan tokoh orang lain. Tetapi saya ingin menjadi wayang yang tokohnya adalah saya sendiri....
SUDAH SIAPKAH ANDA MENJADI ORANG KAYA? SEBERAPA BERUNTUNGKAH ANDA?
DARI VILLA PERTAPAAN SUNYI DI JL. PELESIRAN BANDUNG
09-02-2012
JAM 10 MALAM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI