Mohon tunggu...
Enry Johan Jaohari
Enry Johan Jaohari Mohon Tunggu... Dosen - Musisi

Akademisi Musik

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menghidupkan Kearifan Lokal melalui Seni Tari: Laporan Pelatihan Guru Seni Budaya di Subang

26 Desember 2024   22:59 Diperbarui: 26 Desember 2024   22:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Seluruh Tim PkM dan Peserta Pelatihan

Dalam upaya menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia (FPSD UPI) melaksanakan pelatihan bertema "Garap Tari Kreasi Berbasis Kearifan Lokal" bagi guru seni budaya di Kabupaten Subang. Pelatihan ini berlangsung selama empat bulan dan bertujuan untuk memperkuat kemampuan pedagogik serta kreativitas para guru dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembelajaran seni tari. Program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi oleh para guru dalam mengajarkan seni budaya yang relevan dan bermakna bagi siswa.

Guru seni budaya di Subang menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan pemahaman tentang kearifan lokal hingga kesulitan mengolah elemen budaya tradisional menjadi materi ajar yang menarik. Tantangan ini diperparah dengan minimnya metodologi pengajaran yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya kepada siswa. Pelatihan yang dirancang oleh tim pengabdi dari FPSD UPI mengadopsi pendekatan berbasis pengalaman atau experiential learning. Pendekatan ini mengutamakan pembelajaran praktis yang melibatkan pengalaman langsung, refleksi, dan penerapan dalam konteks nyata.

Program ini dimulai dengan survei kebutuhan untuk memahami tantangan yang dihadapi para guru. Tim pelaksana melakukan serangkaian persiapan, termasuk pengembangan modul pelatihan, penyusunan agenda, dan penyediaan peralatan seperti alat musik tradisional dan koreografi tari berbasis kearifan lokal. Para peserta kemudian diajak mengikuti sesi pelatihan intensif yang dirancang secara komprehensif, dimulai dengan gerakan dasar tari tradisional Subang. Pelatihan ini tidak hanya memperkenalkan gerakan tari tetapi juga membuka ruang diskusi reflektif untuk menggali potensi elemen budaya lokal yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

Para guru yang menjadi peserta pelatihan didorong untuk mengolah tradisi menjadi karya seni yang inovatif. Melalui bimbingan langsung dari narasumber berpengalaman, mereka menyusun sketsa karya tari yang memadukan elemen tradisional dan inovasi modern. Proses ini tidak hanya menumbuhkan keterampilan baru tetapi juga memperkuat pemahaman mereka akan nilai-nilai budaya lokal yang menjadi warisan penting bagi generasi muda. Karya-karya tari yang dihasilkan kemudian dipresentasikan di hadapan komunitas lokal, menciptakan momen apresiasi budaya yang mendalam dan membangun kebanggaan bersama.

Hasil dari pelatihan ini menunjukkan dampak yang signifikan. Para guru mampu menciptakan karya tari berbasis kearifan lokal yang menarik dan edukatif, yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu, para peserta juga membangun jaringan kolaborasi antar guru yang mendorong pertukaran ide dan pengembangan profesional berkelanjutan. Karya-karya tari yang dihasilkan dalam pelatihan ini menjadi contoh nyata bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat untuk melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan kreativitas siswa.

Program ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat Subang secara luas. Partisipasi aktif komunitas dalam mendukung dan menyaksikan hasil karya tari para guru menunjukkan peningkatan apresiasi terhadap budaya lokal. Masyarakat, termasuk siswa dan orang tua, semakin menyadari pentingnya pelestarian kearifan lokal melalui seni tari. Kesuksesan program ini juga menjadi inspirasi bagi pelaksanaan program serupa di daerah lain, yang dapat memperkuat hubungan antara pendidikan seni, kebudayaan, dan masyarakat.

Evaluasi pelatihan dilakukan dengan mengumpulkan umpan balik dari peserta dan komunitas yang terlibat. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan ini berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengajarkan seni budaya berbasis kearifan lokal. Rencana tindak lanjut telah disusun, termasuk workshop lanjutan, mentoring antar guru, dan publikasi hasil pelatihan di media sosial serta jurnal nasional. Semua langkah ini dirancang untuk memastikan keberlanjutan dan dampak jangka panjang dari program ini.

Pelatihan ini menjadi bukti bahwa pendidikan seni berbasis kearifan lokal mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan karakter siswa. Dengan memahami dan mengapresiasi budaya lokal, siswa tidak hanya belajar seni sebagai ekspresi tetapi juga sebagai alat untuk membangun identitas dan kebanggaan budaya mereka. Upaya ini juga sejalan dengan visi nasional dalam melestarikan warisan budaya di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.

Melalui pelatihan ini, FPSD UPI telah menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan seni di Indonesia. Dengan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, komunitas, dan lembaga pendidikan, diharapkan inisiatif serupa dapat diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Bersama-sama, kita dapat menjaga warisan budaya bangsa melalui pendidikan seni yang relevan, inovatif, dan inspiratif. Seni tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga membangun generasi yang kreatif dan bangga akan identitas budayanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun