PANDEMI DAN TRANSFORMASI PENDIDIKAN:
PEMBELAJARAN DARI KRISIS COVID-19 DI INDONESIA
Oleh:
Enrigo Matthew
Mendekati pergantian tahun ke 2020, dunia dikejutkan oleh munculnya krisis Covid-19. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami kesulitan di berbagai sektor, termasuk sektor Pendidikan. Seiring dengan penyebaran virus yang cepat, pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah demi melindungi keselamatan siswa, guru, dan masyarakat secara umum. Perubahan besar ini mendorong lembaga pendidikan untuk mengadopsi pembelajaran jarak jauh sebagai respons terhadap situasi yang tidak terduga ini. Pandemi ini tidak hanya mengakibatkan perubahan strategi, tetapi juga menjadi pendorong perubahan paradigma dalam Pendidikan (Nyoman, 2023). Penutupan sekolah dan pembatasan fisik telah memaksa lembaga-lembaga pendidikan untuk mengevaluasi dan menyegarkan cara mereka menyampaikan pembelajaran. Hal itu membuat lembaga-lembaga pendidikan merespons secara mendalam dengan meningkatkan penerapan pendidikan daring.
Sebelum pandemi metode tersebut dianggap sebagai pilihan tambahan, tetapi saat ini pendidikan daring menjadi satu-satunya opsi selama pandemi. Pendidikan daring menjadi solusi dalam pendidikan di setiap lapisan masyarakat, dari perkotaan hingga pedesaan. Pergeseran mendalam ini telah membawa kita ke era baru di mana pendidikan tidak lagi terbatas pada dinding kelas, tetapi merambah ke dunia maya, mengubah interaksi guru dan siswa, dan meredefinisi konsep pembelajaran. Meskipun memberikan peluang akses lebih luas, terdapat tantangan terkait kesenjangan aksesibilitas teknologi, di mana beberapa siswa mengalami keterbatasan akses gawai dan koneksi internet.
Selain akses gawai dan koneksi internet, siswa juga mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan metode pembelajaran daring, seperti masalah ruangan yang tidak memadai untuk melakukan pembelajaran, kurangnya akses ke sumber belajar, dan kemandirian siswa untuk melakukan pembelajaran. Â Bahkan beberapa siswa ada yang menglami gangguan kesehatan mental karena pemberlakuan isolasi mandiri. Dalam metode pembelajaran daring siswa juga memiliki keterbatasan dalam melakukan interaksi sosial, tidak seperti saat kelas tatap muka dimana siswa dapat melakukan diskusi di kelas dan melakukan tugas proyek bersama.
Perubahan signifikan dalam pendidikan juga memunculkan pertanyaan tentang keberagaman gaya belajar dan pemanfaatan sumber daya pembelajaran. Perubahan ini bukan hanya terbatas pada aspek teknologi, tetapi juga mengubah konsep pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan aksesibel. Guru dituntut untuk beradaptasi dengan metode pengajaran yang beragam, termasuk pengembangan konten online dan penilaian yang responsif terhadap pembelajaran jarak jauh. Pergeseran dari kelas tatap muka menjadi daring membuat guru harus kembali belajar bagaimana cara menemukan metode pembelajaran yang efektif untuk merangkul perubahan saat menghadapi krisis ini. Guru harus melakukan beberapa upaya dalam memberikan pembelajaran digital atau jarak jauh selama pandemi. Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan beberapa arahan yang dapat dilakukan oleh guru:
1.Menggunakan media pembelajaran secara daring.
Guru dapat menggunakan Google Classroom untuk memudahkan pemberian dan pengumpulan tugas murid. Guru juga dapat menggunakan WhatsApp, Google Meeting atau Zoom untuk memberikan pengarahan hingga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi ajar yang akan diterima murid.
2.Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa
Guru perlu menciptakan pengalaman belajar yang signifikan bagi siswa tanpa merasa tertekan oleh tuntutan untuk menyelesaikan semua target kurikulum yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
3.Fokus pada pendidikan keterampilan hidup
Berbeda dengan fokus pemberian materi ajar sebelum pandemi, selama pandemi Guru harus memfokuskan pada pendidikan keterampilan hidup mengenai pandemi Covid-19, seperti bagaimana cara menggunakan masker yang benar, cara mencuci tangan setelah melakukan aktivitas di luar rumah hingga cara menjaga kebugaran di tengah pandemi Covid-19.
4.Memberikan kegiatan pembelajaran yang bervariasi
Guru harus memberikan aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa sesuai minat dan kondisi murid, termasuk dengan mempertimbangkan sarana atau fasilitas belajar dari rumah.
5.Memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dari rumah
Guru perlu memberikan tanggapan terhadap hasil belajar dari rumah yang bersifat deskriptif dan bermanfaat bagi proses pembelajaran, tanpa perlu memberikan penilaian berupa skor atau nilai.
Di sinilah peran pemerintah dan lembaga pendidikan diuji untuk aktif dalam meningkatkan infrastruktur teknologi dan membantu siswa serta guru untuk menyesuaikan diri untuk mengikuti pembelajaran di era saat ini. Langkah-langkah seperti pendistribusian gawai, subsidi internet, penyediaan platform pendidikan gratis, serta melakukan sosialisasi menjadi inisiatif konkrit untuk mengatasi kendala belajar yang dialami siswa. Pemerintah juga harus mengadakan seminar dan pelatihan, serta memfasilitasi guru untuk menemukan metode yang efektif untuk melakukan pembelajaran (Siswanto, 2022). Dengan demikian, perubahan paradigma ini tidak hanya terbatas pada aspek teknologi, melainkan juga mengubah cara kita memahami pendidikan.