Sidoarjo, 24 Juni 2022 -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) rasanya sudah tidak asing lagi di dengar oleh para mahasiswa. Bahkan, sebagian besar perguruan tinggi untuk mewajibkan kegiatan ini untuk penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Universitas 17 Agustus Surabaya ini saja contohnya.Â
Perguruan tinggi ini rutin menyelenggarakan kegiatan KKN setiap tahunnya dan untuk kali ini mengusung tema "Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi". Namun sayangnya di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, kegiatan KKN ini sedikit berbeda dari KKN yang dilakukan di tahun -- tahun sebelumnya. Kegiatan KKN yang biasanya dilakukan secara berkelompok kini harus dilakukan secara individu guna mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas lagi.
Akan tetapi, hal tersebut bukan menjadi masalah bagi Enrico Adya Wiguna, mahasiswa Administrasi Bisnis Untag Surabaya di bawah bimbingan ibu Nara Garini Ayuningrum, S.Tr.I,Kom.,M.A. selaku dosen pembimbing lapangan. Melalui kegiatan ini, ia berkolaborasi dengan Ketua RT setempat untuk berdiskusi mengenai skema pemasaran yang akan dilakukan untuk para pelaku wirausaha. Melalui program KKN ini, Enrico memberikan masukan untuk membuatkan sebuah wadah bagi para pelaku usaha untuk sarana mereka berjualan.
Pengusulan program pengabdian ini didasari karena selama ini para pelaku wirausaha hanya berjualan di rumah saja, sehingga produk hanya dikenal oleh warga sekitar saja. Untuk itu, bersama ketua RT setempat terciptalah gagasan untuk membuat sebuah wadah untuk sarana berjualan para pelaku wirausaha. Sarana tersebut dengan memanfaatkan lahan kosong yang digunakan layaknya bazar atau sentra kuliner yang nantinya produk bisa lebih dilihat langsung oleh masyarakat yang lebih luas lagi.Â
Selain itu, nantinya para wirausaha juga terdapat grub whatsapp yang nantinya sesame penjual bisa saling bekerja sama dalam memasarkan produk.Â
"Harapannya dengan adanya kolaborasi antara pemasaran online dan offline ini dapat meningkatkan volume penjualan dan kualitas produksi para wirausaha. Penjualan di lapak akan menguntungkan konsumen karena mereka dapat berkunjung dan melihat langsung produk yang dipasarkan.Â
Di sisi lain, adanya grub whatsapp akan menguntungkan para penjual karena nantinya akan terjadi seller dan reseller. Jadi, misalnya terdapat pembeli yang ingin membeli makanan pada seorang penjual minuman, nantinya penjual minuman tersebut bisa memintakan kepada penjual makanan yang ada. Begitu juga sebaliknya dan pada produk lainnya". Ungkap Enrico
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoKampus #KampusKompeten
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI