Mohon tunggu...
Enos Garcia
Enos Garcia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar yang baru memulai karir

sebagai seorang pemuda, saya sangat menyukai membaca media melalui internet dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minat dan Baca pada Generasi Z pada hari-hari ini

2 November 2022   07:25 Diperbarui: 2 November 2022   07:32 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z atau yang biasanya disebut "Gen Z" merupakan generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2010 masehi. sebelum Gen Z ini, Kita sering mendengar sebuah generasi yang disebut "Millenial". Generasi ini memiliki banyak persamaan seperti mengoperasikan perangkat elektronik yang terdiri dari perangkat lunak atau perangkat keras, dan sebagainya. Biasanya Generasi Z ini lahir pada zaman teknologi dan internet yang sudah menjamur di dunia,yang dimana setiap kegiatan dan pekerjaan dipermudah dengan teknologi dan perangkat elektronik yang sudah banyak dijual di pasaran dengan harga yang terjangkau, bisa dibilang semuanya serba online. Menurut Ryan Jenkins (2017) dalam artikelnya berjudul "Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation" misalnya menyatakan bahwa Gen Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi. Karakter Gen Z lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat kebanyakan. Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas. Bisa dibilang Gen Z ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya jika dibandingkan dengan faktor keahlian, dikarenakan Gen Z tumbuh di masa Puncaknya perkembangan teknologi dan Internet. Pada masa Pandemi ini, Gen z merupakan Generasi terdepan dalam penggunaan Teknologi, Tren ini kemudian meningkat pesat dalam hal pembelajaran dan juga pekerjaan. Yang dimana selama pandemi ini semua segala aspek dihadapi dengan penggunaan digital dan jarak jauh. Riset mengatakan bahwa pertumbuhan penggunaan internet meningkat drastis sebanyak 77 jiwa yang sebelumnya hanya 32 jiwa saja.

Banyak sekali faktor yang pada akhirnya memiliki banyak opsi dalam literasi Gen Z pada masa kini, namun sangat disayangkan Minat baca Pada Gen z masih rendah, Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) dan di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia berada di posisi 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah. Namun hasil penelitian Perpusnas (Perpustakaan Nasional) bahwa selama pandemi IKM (Indeks Kegemaran Membaca) berkembang pesat yang diakibatkan konten menarik yang menarik perhatian minat dan literatur pada Gen Z. Faktor ini berkembang karena Terjadinya Pandemi pada awal 2020 yang menjadi pemicu utamanya. Dalam Literasi, Gen Z cenderung lebih multitasking yang dimana Gen Z lebih suka mencari literatur sebagian besar melalui forum digital. Literatur Gen Z mulai bergeser dalam forum digital, sehingga buku dalam bentuk fisik ataupun literatur lainnya seperti koran sudah mulai di tinggal, sehingga banyak penerbit menuliskan forumnya dalam media forum digital. Hal ini menyebabkan penggunaan Internet meningkat drastis selama pandemi sebesar 78,18 persen berdasarkan hasil survei BPS (Badan Pusat Statistik) yang menjadi salah satu pemicu Gen z menggunakan internet sebagai media dalam literatur.

Namun hal ini tidak diimbangi dengan tingkah laku dalam psikologis maupun sosiologis, Gen Z mengalami Perubahan yang signifikan akibat dari adanya multitasking. Sifat yang Instan, Ambisius, Malas dan Individualis menjadikan karakteristik buruk Gen Z karena kemudahaan dalam mengolah dan memperoleh informasi yang mudah melalui forum digital. Kelebihan Gen Z itu sendiri mempunyai banyak hal dari segala aspek, terutama karenanya perkembangan internet dan globalisasi. Gen Z cenderung memiliki Intelektual yang lebih baik yang diakibatkan banyaknya jaringan informasi dan literatur digital yang lebih baik dan mudah, alhasil Gen Z menykai hal-hal yang menarik dan mudah dicerna oleh otak manusia dalam penggunaan Internet. Sehingga koran online, majalah online ataupun media-media lainnya yang bersifat online bertumbuh pesat di dunia, salah satunya Indonesia.

Budaya dalam sifat-sifat Gen Z sangatlah sudah ditebak, dan memiliki pamor tersendiri. Sosial media menjadi pemicu utama dalam hal perkembangan Minat Literasi dan Baca Gen Z, Generasi Z adalah generasi dengan proporsi penduduk terbanyak berdasarkan sensus penduduk 2020, yaitu 27,94% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia (BPS, 2021). Sosial Media seperti Instagram, Twitter, Tiktok dan YouTube menjadi media sosial yang sangat digemari dan banyak dikenal oleh Gen Z, sehingga masyarakat Gen Z sangat mudah untuk mengenali apa yang digemari dan dikeluarkan oleh orang-orang yang berada di dalam ruang lingkup sosial media.Ditambah lagi provider sosial media berinovasi dengan mengeluarkan fitur yang digemari oleh masyarakat, khususnya Gen Z seperti Instagram dengan fitus storynya, filter dan sebagainya, YouTube dengan konten menarik yang membuat naik Pamornya, dan Tiktok yang akhir-akhir ini sedang naik daun karena fiturnya yang mudah untuk digunakan dan mudah untuk terkenal karena kemudahan para creator untuk menghasilkan kontennya dan mendapatkan banyak likes .

Hal-hal seperti ini membuat para Provider berinovasi untuk meningkatkan target market untuk membuat sasaran, terutama Gen Z yang mudah untuk dijadikan ladang bisnis dalam literatur dan minat baca. Gen Z sebagian besar mengalami puncak pubertas, yang dimana pengakuan dan jati diri menjadi suatu kebutuhan yang sangat serius. Namun hal ini harus diimbangi dengan kebijakan dalam bertika penggunaan sosial media dan internet, karena dari segala aspek Gen Z memiliki keunggulan dalam inteletual digital.

Referensi:

-Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation (Ryan Jenkins 2017)

-Program for International Student Assessment (PISA)

-Badan Pusat Statistik

-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun