Mohon tunggu...
Eno Dhanie Styasto
Eno Dhanie Styasto Mohon Tunggu... -

Studying at State Polytechnic of Jakarta, Majoring Finance and Banking Sharia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media yang Tak Lagi Netral

22 Mei 2014   18:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:14 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media adalah suatu sarana untuk penyampaian informasi kepada masyarakat. Seperti yang telah diperjuangkan oleh bapak pers kita yaitu, Tirto Adhi Soerjo. Mungkin beberapa pembaca telah mengenal beliau sebagai salah satu tokoh yang “membuka” mata rakyat Indonesia untuk melawan Belanda pada saat itu melalui pers. Namun, penulis yakin tidak sedikit pula yang belum mengenal beliau. Bukan hanya sebagai “Sang Pemula” dalam bidang pers, mungkin beliau bisa disebut sebagai orang yang pertama kali berani menyatakan bahwa betapa kejamnya dan tidak adilnya Belanda pada saat itu pada rakyat Indonesia, serta mendorong tokoh-tokoh lain untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Tirto Adhi Soerjo adalah orang yang pertama kali mencetuskan pers pertama yang berasal orang pribumi pada saat itu. Tujuannya bukan lain adalah untuk memberikan banyak-banyak informasi dan memperluas wawasan masyarakat Indonesia, yang sebelumnya belum ada selama kedudukan Belanda di Nusantara. Mencerdaskan rakyat Indonesia dengan informasi, itulah yang menjadi cita-cita Tirto Adhi Soerjo.

Belakangan ini banyak kita lihat di Televisi atau yang dapat kita baca di media cetak ataupun internet, informasi-informasi yang diberikan menurut penulis yang tidak lagi memiliki tujuan untuk mencerdaskan bagi rakyat. Mengapa begitu? Tentu saja karena mereka (media) dewasa ini dimiliki oleh orang-orang yang notebene anggota atau bahkan yang menaungi partai tertentu. Pers saat ini sudah “dikotori” oleh mereka yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Mentang-metang mereka mempunyai stasiun televisi, seenaknya saja mereka menjejali pemirsanya dengan mengagung-agungkan diri sendiri untuk, apalagi kalau bukan kampanye. Mungkin mereka tidak sadar betapa muaknya masyarakat dengan cara mereka berkampanye itu. Masyarakat sudah pintar bung, kami sudah tidak mempan lagi dengan cara seperti itu, dengan membesar-besarkan nama anda sendiri dan mengatakan “Saya lah yang pantas jadi pemimpin negeri ini”. Maaf  kalau kami bilang, you’re not deserve to be our leader.

Pemimpin yang baik itu bukan orang yang MENGAJUKAN diri untuk menjadi pemimpin. Tapi, pemimpin yang baik itu adalah orang yang DIAJUKAN langsung oleh rakyatnya. Itulah pemimpin yang sesungguhnya.

Semoga Indonesia menjadi lebih baik, Amiin !

Regards

Eno Dhanie Styasto

Twitter : @edhanie

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun