Curhat ke AI sudah hal lumrah. Apakah memang susah menemukan orang yang bisa dipercaya buat tempat curhat?
Kemarin seorang teman curhat soal keinginannya buat resign dari bank tempatnya bekerja, padahal dia baru bekerja selama sebulan terakhir di bank tersebut. Sebelumnya dia bekerja di sebuah bank yang lebih besar . Ternyata bank tempatnya bekerja saat ini mempunyai budaya organisasi yang tidak disangkanya alias ada beberapa prinsip hidup dasar yang tak bisa diterimanya. Teman tersebut merasa tak nyaman dan ingin segera resign. namun yang jadi masalah, dia tak menemukan alasan resign yang harus dikemukakan ke atasannya.
Saya ngobrol tidak hanya berdua. Tapi bersama tiga teman lainnya. Sebenarnya diatara kami sudah memberi masukan buat alasan untuk resign-nya. Namun dirasa belum masuk akal. Salah satu dari tiga teman saya ini akhirnya  mengusulkan untuk  bertanya dan ngobrol ke kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI)  buat mendapatkan alasan yang pas. Sebegitu hebatnya kah AI sehingga bisa memberikan solusi?
Hari-hari ini memang kita melihat banyak sekali status obrolan dengan meta AI. Bahkan kadang menanyakan siapa saya (menuliskan nama dia)? Mungkin kalau ini sekedar ingin tahu seberapa " artis" mereka di dunia maya.
Seorang teman agak kecewa ketika jawaban meta AI ternyata menyatakan tidak mengenal teman saya tersebut. Dan ketika menanyakan siapa saya malah jawaban AI banyak dan lumayan komplit. Dengan becanda saya nyeletuk : " lah emang aku terkenal,"Â
Sebenarnya dari pengalaman saya dan kawan-kawan juga, AI memang tak selalu memberi jawaban yang benar. Bahkan banyak ngawur-nya. Namun, beberapa orang tetap "iseng" mengetes AI. Walaupun sudah tahu jawaban AI tidak tepat-tepat amat juga.
**
Apa iya AI bisa jadi teman curhat? tentu saja bisa. Kalau teman-teman  belum mencobanya memang ada baiknya dicoba sih, paling tidak biar tahu saja. Namun ternyata ada yan memang secara serius menjadikan AI sebagai teman curhat bukan sekedar iseng-iseng aja. Mungkin faktornya saya lihat ada beberapa.
Pertama, ya memang susah mencari teman bisa dipercaya. Kalaupun kita memutuskan menceritakan suatu hal kepada sesorang dan yang kita ceritakan memang sangat personal, pastilah orang terbut bukan kenalan baru.kemungkinan oarng yang sudah dikenal lama atau malah keluarga dekat. Namun apakah teman tersebut masih ada? bila tidak, barangkali akan mencari opsi lain termasuk ke AI tadi curhatnya.
Kedua, semakin lama teman semakin sedikit. Ini fakta yang dirasakan oleh mereka yang sudah bertumbuh dewasa. Teman makin sedikit dan terbatas. Apalagi ketika sudah lulus kuliah, teman ternyata berkurang apalagi bila tidak "dimaintance" dengan baik, dipastikan menghilang. Kalau sudah seperti ini kesempatan buat berkeluh kesah ke teman semakin berkurang tentunya.Â