Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ramadan Minim Sampah, Hindari Mubazir Makanan

14 Maret 2024   21:30 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai kecil tak luput dari sampah (dok : pribadi)

Ramadan minim sampah, mungkinkah?

Pertanyaan yang cukup menggelitik, apalagi hari-hari ini semakin sedih melihat orang-orang yang sepertinya kurang peduli soal persampahan ini.

Teringat lagi persis beberapa hari sebelum Ramadhan, saya mengikuti sebuah acara pengajian akbar di kota saya.Acara yang dihadiri banyak orang tentunya. Menarik melihat minat masyarakat yang mengikuti acara tersebut, apalagi sudah menjelang Ramadan.banyak orang yang berbagi makanan gratis juga.Alhamdulillah.

Namun dibalik itu, sayang sekali, sampahnya ada dimana-mana. Sepertinya relawan yang mengingatkan agar membuang sampah pada tempatnya, tidak dipedulikan oleh jamaah pengajian. Kadang-kadang kepikiran, apa ya kira-kira yang ada di benak orang-orang yang membuang sampah sembarangan tersebut? Mengapa sampahnya tidak disimpan saja dulu dalam tas sampai menemukan tempat sampahnya?

Apakah memasuki Ramadan akan mengikis kebiasaan orang-orang dalam urusan membuang sampah sembarangan ini? Agak pesimis sih. Khususnya ketika menyantap makanan pada malam harinya atau di saat tidak puasa.

Di kota saya misalnya, para penyantap menu pentol -- salah satu jajanan favorit di kota ini -- dan ketika puasa hanya buka di malam hari, tetap menjadi menu favorit .Misalnya mereka mendatanginya paman pentol usai sholat taraweh.Sayangnya tusukan pentolnya dibuang di sembarang tempat saja.

Kadang saya memperhatikan, beberapa paman (abang) pentol juga menyediakan tempat sampah kok. Tapi entah kenapa orang-orang malas membuang di tempat sampah yang disediakan. Beberapa lagi, sang penjual memang tak menyediakan tempat sampah. Mungkin mereka berpikir, kalaupun sampah berserakan, ya tetap aja dia akhir berdagang mereka akan menyapu dan memunguti sampahnya.

Apalagi bila berjualan di depan kantor atau di depan minimarket, tentu harus dibersihkan lagi kan oleh penjualnya? Kalau tidak bisa-bisa yang punya lapak tidak membolehkan lagi mereka berjualan.

Namun kebiasaan para pembeli yang membuang sampah seenaknya ini tak bisa ditolerir juga. Apalagi kadang, entah sengaja atau tidak, ada saja sampah yang tak dipungut lagi oleh para penjual pentol tersebut. Misalnya yang langsung dibuang pembeli ke selokan sekitar mereka berdagang.

MULAI DARI RUMAH

Mungkin kita semua sepakat, Ramadan seharusnya  kesempatan kita untuk memperbaiki diri, dan tentu memanjatkan doa dan sejumlah harapan kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun