Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Skripsi, Antara Kenangan dan Mengajarkan Berpikir Runtut

6 September 2023   16:09 Diperbarui: 11 September 2023   12:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : edukasi kompas

Makanya, ketika Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengatakan bahwa pemerintah  memindahkan hak untuk membuat skripsi atau tidak ke masing-masing kampus, sebenarnya bukan hal yang terllau baru. 

Namun kalau dulu hanya kebijakan masing-masing kampus, saat ini sudah akan resmi di-release oleh pemerintah peraturannya. Intinya memang tidak ada penghapusan skripsi oleh pemerintah tetapi hanya diserahkan kepada kebijakan masing-masing kampus saja.

Nadiem  mengatakan pemerintah memberikan kemerdekaan untuk masing-masing perguruan tinggi, fakultas hingga prodi, untuk memikirkan sendiri bagaimana mereka merancang status kelulusan mahasiswanya. Ia mengatakan, jika ada perguruan tinggi yang merasa memang masih perlu skripsi, maka itu adalah hak mereka. (kompas.com, 30/8). Intinya tentu skripsi tidak wajib lagi.

Pertanyaannya, seberapa penting sebenarnya skripsi? Benarkah skripsi tidak terlalu penting sehingga sifatnya opsional saja? Apalagi banyak yang mengaitkan skripsi dengan para joki skripsi yang katanya banyak di sekitar kita. Padahal mereka nggak sadar, bila skripsi tidak ada lagi dan berganti tugas lain maka si joki skripsi ini akan bertransformasi menjadi joki dalam bentuk lain. Misalnya joki tugas proyek akhir dengan nama apapun.

Menurut saya, ada sebenarnya beberapa keunggulan bila kampus tetap memberikan skripsi sebagai salah satu opsi bagi mahasiwa nya. Walaupun juga mungkin tetap ada pilihan berupa tugas akhir yang sesuai dengan bidang keilmuan atau minat mahasiswa. Tugas akhir yang disebut-sebut berupa prototipe, proyek atau berbagai penelitian lainnya bagi mahasiswanya.

#Melatih identifikasi masalah dan problem solving juga

Mengerjakan skripsi tentu harus dimulai dari identifikasi masalah apa yang pengen diangkat sampai penyelesaiannya. pemikiran yang menyeluruh sangat dibutuhkan

#Skripsi melatih berpikir kritis

Harus diakui skripsi melatih mereka berpikir kritis apalagi di bab akhir.Dimana harus ada analisa hasil penelitian kemudian pengambilan kesimpulan. Bila tidak memaksa diri berpikir kritis bagaimana mungkin tercipta kesimpulan yang tepat dari sejumlah penelitian.

#Skripsi memang cocok buat pendidikan S1

Karena ketika memutuskan kuliah S1 memang cenderung belajar teori. Sedangkan buat anak vokasi yang membutuhkan praktik lebih banyak ya mungkin skripsi memang nggak cocok kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun