Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Negara Dermawan, Pengemis Makin Menjamur

11 Februari 2023   04:30 Diperbarui: 11 Februari 2023   05:17 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pengemis jalanan (foto : banten Insight)

Ini bukan cerita tentang pengemis online via tiktok yang sedang viral.itu Tetapi tentang pengemis jalanan di kota saya.

Tiap hari Jumat , di jalan-jalan protokol seputaran kota Banjarmasin, pasti sudah ditemukan berderet orang di pinggir jalan. Mereka bahkan kadang sudah mulai ada sejak kamis malamnya.  Ya, merekalah pengemis jalanan alias pengemis offline.

Ada yang sambil membawa becaknya, ada yang membawa beberapa dagangan kerupuk,gulali dan kacang jualannya.Ada yang membawa kardus-kardus bekas. Beberapa membawa bayi. Namun ada pula yang tak membawa dagangan apa-apa tapi berpakaian lusuh bahkan kadang compang-camping untuk menunggu belas kasihan orang lain yang lewat di jalanan tersebut.

Saya sendiri tak tahu persis kapan ini mulai terjadi di seputaran kota Banjarmasin dan bahkan bingung darimana mereka datang. Karena fenomena ini paling ramai pada hari Jumat pagi sampai  sore saja.

Rupa-rupanya mereka memang memanfaatkan momen hari Jumat yang dalam Islam, orang-orang dianjurkan banyak bersedekah. Dalam Islam memang sedekah yang diberikan pada hari Jumat khususnya disebutkan akan mendapatkan balasan hingga berkali lipat.

Hal ini dimanfaatkanlah oleh para pengemis tersebut yang menyediakan diri mereka untuk menerima sedekah jumat para dermawan.

Saya perhatikan rata-rata para dermawan bersedekah makanan (nasi bungkus)atau menu roti dan minuman yang dibagikan kepada para pengemis. Tetapi mungkin ada juga yang memberikan dalam bentuk uang.

Seorang teman yang gemar berdonasi bahkan sampai memindahkan donasinya tak lagi di hari Jumat. Karena menurut teman tersebut, banyak yang cuman mengambil lauknya saja, sedang nasinya di sia-siakan, saking banyaknya yang berdonasi di hari tersebut

Sebenarnya banyak yang berdonasi ini sah-sah saja. Cuma yang agak miris, selain fenomena ini merusak pemandangan, memberi sesuatu pada pengemis yang menyediakan diri mereka untuk diikasihani akan membuat mereka "betah" dan merasa nyaman berada di jalanan dan menyukai profesi ini. Mereka juga merasa mendapat "dukungan" dari masyarakat.

Kalau sudah tua dan renta masih bisa dimaklumi, masalahnya banyak juga yang masih berada pada usia produktif dan seharusnya bisa bekerja apa saja. Sangat disayangkan hidupnya hanya dari meminta-minta belas kasiahan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun