Membaca, salah satu cara menemukan pengetahuan. Demikian juga bagi anak-anak.Namun bukan perkara gampang, membiasakan anak-anak membaca buku di era serba digital saat ini.
Seorang teman bercerita anaknya, kelas 5 SD suka sekali membaca. Hampir semua novel Tere liye berhasil ditamatkannya. Tentu saja orang tuanya makin semangat membelikan buku. Anaknya ternyata dari masih batita saja sudah akrab dengan buku, tentu sesuai usianya.
Namun ini termasuk langka di era digital saat ini. Bukan karena anak-anak kita buta huruf tapi karena mereka sudah sangat akrab dengan gadget. Bahkan menurut sebuah survei, kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih dari 4,5 jam per hari pada perangkat gadget dan hanya 40 menit beraktivitas di luar ruangan.
Penelitian terhadap 1.500 orangtua, dari anak-anak berusia enam hingga 16 tahun, menemukan bahwa 63 persen dari anak-anak terkadang merasa sulit untuk membawa anak mereka keluar rumah, dengan lebih dari dua dari sepuluh (22 persen) merasa 'sedih' ketika anak mereka menginginkan screen time yang konstan.
Lalu, lebih dari dua pertiga (68 persen) orangtua percaya bahwa anak-anak mereka kecanduan gadget, dengan tujuh dari 10 ingin anak-anak mereka lebih sering keluar. Demikian sebagaimana dikutip dari Mirror, dan di rilis liputan6.com, awal Mei ,2022 lalu
Survei ini sendiri dilakukan oleh perusahaan perawatan penglihatan HOYA Lens UK dan Irlandia dan juga menemukan 59 persen orangtua tidak menyadari bahwa waktu yang dihabiskan di luar ruangan sebenarnya dapat menunda timbulnya miopi (rabun jauh) pada anak muda.
Kalau sudah seperti itu, kapankah mereka ada waktu lagi untuk berdekatan dengan buku bahkan membacanya?
Bahkan bisa jadi buku yang mereka kenal hanyalah buku-buku sekolah.Itupun hanya karena terpaksa saja. Dan penulis juga yakin, buku sekolahpun tak seluruhnya mereka baca.
Ketiadaan minat baca pada anak sebenarnya bukan hanya salah anak-anak. Tapi lebih banyak salah orang tuanya. Orang tuanya tak pernah atau banhkan sangat jarang mendekatkan mereka dengan buku-buku bahkan mungkin dari mereka bayi.
Mungkin kita semua sudah sangat akrab melihat, betapa banyak orang tua yang "mendiamkan": anak-anaknya sejak bayi dengan memberinya gadget. Tidak heran sejak bayipun anak akrab dengan segala hal diluar buku. Kalau sudah seperti ini,bagaimana kita bisa mengharapkan anak-anak berdekatan dengan buku?