Salah satu alasan orang tua mendorong anaknya untuk kuliah adalah selain soal kematangan berpikir, agar anak mampu mencari pekerjaan lebih mudah. Harapan orang tua, peluang pekerjaan terasa lebih luas bila anak kelak lulus kuliah. Walau faktanya juga tak demikian.
Seorang teman mengirimkan pesan WhatsApp (WA). Dia menanyakan apakah kira-kira ada lowongan pekerjaan atau kenalan buat anaknya yang baru lulus SMK.Â
Dia juga mengirimkan surat keterangan lulus sementara karena ijazahnya memang belum keluar. Saya lihat nilainya lumayan bagus-bagus. Rata-rata 80 lebih. Masalahnya di manakan ada peluang pekerjaan tersebut.
Baru-baru ini, saya juga berkunjung ke rumah seorang kawan. Anaknya juga tahun ini lulus SMA namun tak melanjutkan kuliah karena selain biaya kuliah mahal dan anaknya juga tak tertarik buat melanjutkan kuliah.
Hanya saja kegiatannya di rumah membuat saya terheran-heran. Kegiatan hariannya kini selain main handphone dan game Mobile Legend, juga lebih banyak merokok.Â
Saya sendiri dulu tak pernah melihat anak teman ini merokok. Mungkin baru-baru ini saja berani merokok terang-terangan, karena merasa sudah besar dan lulus SMA.
Anak teman ini juga sedang mencari pekerjaan. Namun juga belum ketemu pekerjaan walau katanya sudah mengirimkan sejumlah lamaran dan ibunya juga sudah menghubungi banyak kenalan/saudara.
Tak melanjutkan kuliah memang sudah pilihan. Sebenarnya tak apa juga bila merasa cukup pendidikan hanya sampai SMA/SMK. Apalagi SMK memang dipersiapkan buat langsung kerja, kan?
Biasanya alasan tak melanjutkan kuliah ini banyak ragamnya. Paling banyak soal biaya kuliah yang tidak memungkinkan.Â
Alasan lainnya karena merasa otak tak sanggup lagi berpikir bila harus melanjutkan kuliah dan ada kekhawatiran tidak selesai.