Namun, ya itu, sang anak sekali lagi pura-pura lupa bahkan tak menunjukkan sedikitpun rasa pedulinya ke orang tua. Ibarat kacang,lupa sama kulitnya !
Itu masih dalam lingkungan keluarga. Dalam lingkungan masyarakat, kita seringkali melihat orang yang menurut pandangan masyarakt luas sebagai pribadi sukses, ternyata minim empati. Boro-boro dengan saudara jauhnya, dengan tetangga --pun malas sosialisasi apalagi berempati.
Masih belum cukup? Fakta juga menunjukkan banyak orang sukses yang ujung-ujungnya di penjara. Kurang pendidikan? Tentu bukan. Kurang uang? Rata-rata juga bukan. Tapi sekali lagi, karena tak ada rasa empati dan simpati terhadap orang lain.
Apa Solusinya?
Ini tentu pekerjaan rumah (PR) kita bersama sebagai orang tua. Menjadikan anak-anak kedepannya bukan hanya sukses materi tapi yang lebih penting menjadi pribadi yang baik, berempati, bertanggung jawab dan mempunyai manfaat.
Tugas ini tentu saja tak bisa dijalani sambil lalu saja. Ibaratnya, memelihara mesin mobil sekedarnya tapi ingin berkualitas prima. Begitu juga membentuk pribadi yang baik di anak-anak.
Pribadi yang baik tentu tak bisa seperti membalik telapak tangan. Tidak mudah. Tapi perlu keseriusan untuk mewujudkannya.
Pertama, yang paling sederhana adalah menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan kebaikan bagi anak-anak. Mempersiapkan mereka bukan untuk hari ini tapi untuk jangka panjang.
Kedua tentu ada sederet rencana di benak orang tua yang ingin direalisasikan (by design). Namun tetap harus ada target yang  jelas. Menjadikan anak-anak di rumah khususnya, mempunyai tak hanya sekedar ilmu akademis, tapi mental kuat dan akhlak yang baik.
Ketiga, menurut Prof Quraish Shihab, orang tua harus mampu bersahabat dengan anak. Jangan biarkan anak bersahabat dengan lingkungan yang buruk namun jadilah sahabat anak agar bisa mencontoh kebaikan demi kebaikan.Â
Semoga anak-anak kita semua, penerus kita, Â kedepannya mampu memberi banyak manfaat untuk orang tuanya, saudara-saudaranya, teman,tetangga dan suatu saat nanti buat agama dan negara
Bukan sebaliknya, anak-anak yang prilakunya tak baik, misal korupsi di masa depan, dan memalukan nama baik keluarga saja.