Pernah nggak menemui lingkungan kerja yang sangat toxic? Lingkungan toxic atau beracun adalah lingkungan kerja yang menyebabkan perasaan menjadi salngat tertekan dan tidak tentram sama sekali. Boro-boro bekerja dengan nyaman kan?
Sebut saja namanya Abdi. Bapak setengah baya 1 anak. Tugasnya di kantor sebagai desainer dan bagian dari team kreatif. Sayangnya sejak bekerja di kantor di bilangan Jakarta barat, dia merasa mentalnya tidak sehat.
Apa penyebabnya? Salah satu yang dia rasakan adalah pimpinan yang kurang mengapresiasi pekerjaannya. Padahal sebenarnya sebagai team kreatif, dia bisa mengeluarkan ide-idenya. Namun bos selalu merecoki sampai hal-hal kecil tentang suatu  ide. Bahkan tidak jarang idenya "dikecilkan" dan dianggap angin lalu.
Selain bos yang tidak membuat nyaman, pertemanan juga membuatnya tidak nyaman. Dia yang tergolong introvert, harus berada di lingkungan yang ekstrovert. Misal teman-teman yang hobi nongkrong usai jam kerja.
Karena dia tidak mengikutinya, dia disisihkan dan tidak bisa akrab dengan teman kerjanya. Awal-awalnya tak masalah. Namun, makin lama makin mebuat frustasi.
Masalah toxic dalam pekerjaan juga dialami seorang teman. Sebut saja Mawar. Mawar bekerja sebagai pekerja honorer di sebuah Kementerian.
Tugasnya sebenarnya ringan. Mengurus administrasi keuangan saja dan ada dalam sebuah team serta jelas siapa penanggung jawab utamanya.Â
Namun sayangnya, karena dia terlihat pintar dan cekatan, banyak tugas yang dimpakan padanya. Mulai dari soal fee proyek yang dikira rekan kantor lain, dia yang mengambil keuntungan besar hingga  soal lain yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
Misalnya sering travelling dikira dapat uang dari bos. Padahal uangnya dari pekerjaan sampingan yang tidak ada hubungannya dengan  urusan kantor. Teman saya ini merasa sangat tidak nyaman.
Apa sebenarnya toxic dalam pekerjaan?Â