Mohon tunggu...
enny laraswati
enny laraswati Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ibu yang penyayang

dokter,magister manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Wanita Umumnya Ingin " Sempurna "

31 Mei 2012   12:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:33 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

gambar : http://agen-xamthoneplus-jakarta.com/obat-herbal/tips-mengatasi-kemandulan Wanita, makhluk satu ini adalah ciptaan Tuhan yang unik. Selalu dirindukan kaum Adam yang ingin melengkapi dirinya dalam kehidupan heterosexual. Tempat untuk berbagi kasih sayang, sekaligus persemaian hasil buah cinta kasih bernama "anak". Wanita selalu identik dengan kata-kata "halus", "cantik". "pendamping, "ibu". Dan seabrek kata lainnya. Sehingga kaum Hawa ini cenderung untuk melengkapi dirinya dengan segala daya dan upaya untuk tampil "Prima", "Sempurna". Tanpa sadar wanita menjadi terperangkap dalam kondisi di pihak yang harus tampil tanpa cacat. Utamanya sebagai mahluk yang dituntut harus bisa menjadi "Ibu". Dengan lain perkataan dapat mengandung, dan melahirkan anak dari suami yang umumnya menghendaki penerus generasi keluarganya. Masalah dapat timbul akibat sang " buah hati " tak kunjung tiba. Dan sering kali wanita berada di pihak tertuduh, penyebab kemandulan yang dalam istilah kedokterannya infertil. Sebetulnya disebut atau sudah termasuk infertil adalah bila sepasang suami -istri telah berumah tangga selama 1 tahun atau lebih, dengan frekuensi hubungan suami-istri yang cukup, tanpa menggunakan alat pencegah kehamilan,dan  belum ada tanda-tanda kehamilan. Adapun penyebabnya, bisa ada 3, yaitu : 1. Dari pihak istri. 2. Dari pihak suami. 3. Dari ke dua pihak, baik suami maupun istri. Secara garis besarnya, kelainan yang terjadi adalah antara lain: 1. Adanya kelainan atau gangguan yang disebabkan psikis atau jiwa. 2. Adanya kelainan anatomis atau bentuk dari organ-organ genetalia maupun reproduksi. 3. Adanya tumor atau kanker . 4. Adanya infeksi. 5. Adanya ketidak cocokan atau hambatan untuk terjadinya implantasi atau terjadinya pertemuan ovum ( sel telur ) dengan sperma. Untuk penanggulangannya yang termudah diketahui adalah apakah pihak suami cukup subur, caranya sangat mudah yaitu dengan pemeriksaan analisa sperma. Bila sudah diketahui dari pihak suami tidak ada kelainan , maka kelainan dari pihak istri bisa dicari. Penanganannya : mulai dari pemberian obat-obat penyubur, hormon, inseminasi/bayi tabung. Kemajuan ilmu kedokteran semakin memberikan harapan bagi wanita yang kebetulan mempunyai kelainan dalam organ reproduksinya , utamanya kelainan rahimnya. Dilaporkan sudah terjadi keberhasilan dalam melakukan cangkok rahim yang dilakukan oleh dokter di Turki pada seorang wanita bernama Derya Sert berusia 22 tahun, dengan treatment/cara: IVF ( In Vitro Fertilization ) . Ny Sert dikatakan sejak lahir tidak memiliki rahim. Dan cangkok ini dilakukan setelah ada donor yang sudah meninggal akibat kecelakaan. ( Sumber: Surya, Minggu 7 Mei 2012). Sebenarnya setelah usaha pencangkokan ini berhasil, masih cukup banyak masalah yang bisa timbul dikemudian hari. Termasuk kesulitan kehamilan, akibat yang ditimbulkan akibat obat bius yang dipakai supaya  tidak terjadi penolakan oleh tubuh. Dan lain-lain masalah dalam proses kelahirannya nanti, serta masalah setelah melahirkan baik bagi ibu maupun sang jabang bayi. Persoalan yang timbul kemudian juga tentang adanya masalah etika yang menempel dalam usaha pencangkokan rahim ini. Waktulah yang akan menjawab harapan yang sudah bersemi bagi banyak perempuan yang sangat mendambakan dirinya menjadi " Wanita Sempurna "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun