Gambar: Perpisahan-Cinta.jpeg. heritok.com Masuk 2 orang anak muda ke ruang UGD, tampak yang satu sangat loyo digeret temannya yang tampak gugup. " Dokter..., tolong teman saya OD..", seru teman berbadan tegap dengan gugup.. Sempat terbayang tindakan penanganan Korban Over Dosis Narkoba... Bukankah sedang tren kembali??? " Nak, tadi minum apa?", tanyaku sambil meminta perawat untuk segera memasang infus. Tak ada tanda-tanda overdosis narkoba atau Baygon.... Untunglah... "Minum 2 butir Panadol, 1 butir Borex, juga sirup obat batuk satu tutup botol..", jawab pasien dengan lemas dan terbata-bata... Ya ampun, hatiku mengeluh, tanggung amat sih.... "Ok, sudah berapa jam yang lalu? " " Lebih dari 2 jam, nunggu teman datang ..." Diam-diam sambil menolong aku berdoa semoga betul yang dikatakan itu, dan semoga bisa menyelamatkan anak ini. Laki-laki seumuran anak laki-lakiku, masih 19 tahun.... Tiba-tiba kudengar desahannya..: " Cin...., lebih baik aku mati.." Lagi-lagi perkara CINTA rupanya. " Istigfar ya , jangan merem... Tidak boleh tidur...." Kataku sambil mengelus tangannya untuk sekedar memberi kekuatan, bagi hati yang sedang dirundung galau.. Dua jam berlalu, akhirnya berakhir masa kritis Boy. " Bagaimana mas Boy? Apa sudah terasa enak..???, tanyaku. Boypun tersenyum dan mengucap terimakasih. Tapi tiba-tiba dia menambahkan, " Dok, untung tadi aku tidak jadi minum minyak wangi aku.... " " Mas, dari pada diminum, minyak wanginya kasihkan ke bu dokter aja, candaku.." . Totok temannya menimpali, " Ya dok, minyak wanginya mahal-mahal lagi..." Syukur Alhamdulillah.... Kutatap anak-anak muda di depanku ini. Aku tersenyum, dan mereka juga senyum. Malu-malu mas Boy mengaku kalau baru diputus oleh Cinta pacarnya... Kuberi pengertian bahwa hidup ini masih indah dan banyak yang bisa dikerjakan. Bila memang sudah tidak bisa bersama lagi mungkin lebih baik sementara saling menjauh. Dan membuka hati untuk sesuatu yang baru, sambil terus berdoa mohon petunjuk Allah. Kututup pertemuan kali itu dengan pesan untuk kembali kontrol untuk mencari apakah ada dampak dari kejadian tadi baik fisik maupun mental. Dan tak lupa mengingatkan untuk menjauhi keinginan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri, karena itu adalah dosa tak berampun. Kepada mas Totok temannya, aku mengingatkan untuk lebih waspada ke depannya, agar tentamen suicide alias percobaan bunuh diri itu tidak terulang kembali. Ya, percobaan bunuh diri bisa terulang bila kerapuhan mental pasien tidak bisa diperbaiki. Biasanya selalu ada catatan bunuh diri berupa tulisan atau kata-kata yang mengarah bunuh diri. Juga ada jeritan permintaan tolong sebelumnya. Dan usaha tersebut berhasil untuk mengakhiri hidupnya, tergantung seberapa besar usaha dan kemauan mati sipenderita, Semua itu berawal dari stress, tidak dapat mengambil keputusan atas masalah yang dihadapi dengan baik. Kadang timbul pertanyaan apakah kita harus menolong orang yang sudah bertekad bulat mengakhiri hidupnya??? Perlu diingat keinginan atau usaha bunuh diri adalah termasuk kegawat daruratan psikiatri. Yang membutuhkan penanganan baik segi jasmani dan rohaninya. Dalam kehidupan yang dirasakan berat dan sangat individual, bisa jadi ada rasa tersisih dan makin berat bila ditinggalkan oleh orang yang dikasihi. Dengan bekal agama yang cukup, rasa setia kawan dan perhatian keluarga, mudah-mudahan mas Boy bisa mengatasi masalah-masalahnya dikemudian hari. Kita semua mengharapkan generasi penerus yang tangguh dan kuat. Serta pandai dan selalu berada di jalan yang diridhoi Allah SWT untuk meneruskan kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama ini..... Semoga..., amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H