Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Sahabat Reader ...
Hari raya belum usai. Setelah Idul Fitri, masih ada perayaan atau lebaran lain yang menjadi paket tradisi msyarakat Lombok. Setelah puasa enam hari pasca Idul Fitri, tepatnya pada hari ke tujuh Bulan Syawal, masyarakat Lombok merayakan satu perayaan lagi yang disebut Lebaran Topat.Â
Lebaran topat adalah tradisi makan ketupat  di Lombok dengan menu pendamping khas Lombok, seperti pelalah ayam, opor telur, urap atau olah-olah, pelecing kangkung dan menu lezat lainnya sesuai selera.
Tradisi Lebaran Topat telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Lombok. Tradisi ini disebut  sebagai Lebaran Kedua bagi masyarakat Lombok.  Ada juga yang mengistilahkan lebaran topat ini dengan Lebaran Nine (Perempuan) sedangkan Idul Fitri disebut dengan Lebaran Mame (Laku-Laki) karena Lebaran Topat dipasangkan dengan Lebaran Idul Fitri.
Selain dianggap sebagai rangkaian kegiatan Hari Raya Idul Fitri, tradisi ini  memiliki misi  melestarikan tradisi leluhur. Lebaran topat juga mengandung banyak nilai  , seperti  nilai budaya, agama, hingga pesta rakyat.
Berikut ini adalah  fakta unik  Lebaran Topat  di Lombok :
Dalam tradisi  lebaran Topat, terdapat berbagai macam agenda yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yaitu :
Berziarah ke makam leluhur, keluarga atau makam para ulama' atau waliyullah penyebar agama Islam di Lombok untuk mengirim doa dan mengambil berkah. Biasanya, kegiatan ini  dilakukan pada pagi hari.Â
Di Lombok, makam yang paling sering dikunjungi dan selalu ramai  saat  tradisi lebaran topat  adalah Makam Bintaro dan Makam Loang Baloq di Tanjung Karang. Setelah berdoa di makam, warga setempat membasuh wajah atau kepala dengan air yang dibawa atau air yang disediakan di makam dengan berharap berkah.Â