Mohon tunggu...
Pena Herawati
Pena Herawati Mohon Tunggu... Guru - One Day, One Writing .

Suka berbagi manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Habis Gelap Terbitlah Terang". Hari Kartini di Penghujung Ramadhan

21 April 2023   23:28 Diperbarui: 21 April 2023   23:32 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar R.A Kartini (sumber : news.detik.com)

Surat Kartini untuk Ny. Van Kol, tanggal  21 Juli 1902

 "Pergilah, laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi... Pergilah! Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi."

Surat Kartini untuk Nn Zeehandelaar,  tanggal 12 Januari 1900

"Orang Belanda menertawakan dan mencemoohkan kebodohan kami, tetapi bila kami coba memajukan diri kami, sikapnya pun terhadap kami mengancam. Alangkah sedihnya hati kami, dahulu semasa di sekolah, guru dan banyak sesama murid memusuhi kami. Tetapi, tidak semuanya guru dan murid itu membenci kami. Banyak juga yang mengenal kami dan menyayangi kami, sama saja dengan anak-anak lainnya. Banyak juga guru yang berat hatinya memberikan anak Jawa angka tertinggi, meskipun sungguh-sungguh ada hak anak itu mendapatkanya."

Surat Kartini untuk Nn Zeehandelaar, tanggal 18 Agustus 1989. 

"Bagi saya hanya ada dua macam bangsawan; bangsawan pikiran dan bangsawan budi. Tiada yang lebih gila dan bodoh pada pemandangan saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya itu. Di manakah gerangan lebih jasanya, orang bereglar graaf atau baron? Tidak terselami oleh pikiranku yang picik ini. Bangsawan dan berbudi, boleh dikatakan dua perkataan yang searti! Apabila memangnya orang bangsawan, senantiasa bersifat "bangsawan", maka barulah ada kemuliaannya bagi saya, berasal tinggi itu."

Berikut adalah Quotes R.A Kartini yang dapat kita jadikan spirit dan inspirasi dalam perjuangan mengubah masa depan yang lebih baik :

  • Habis gelap terbitlah terang.
  • Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai "ibu" dalam arti sebenarnya.
  • Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
  • Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.
  • Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
  • Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid.
  • Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.
  • Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan. Karena inilah yang akan membawa bahagia baginya.
  • Jangan biarkan kegelapan kembali datang, jangan biarkan kaum wanita kembali diperlakukan semena-mena.
  • Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.
  • Bila golongan atas sudah berpendidikan, maka pendidikan seluruh bangsa hanya soal waktu saja.
  • Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.
  • Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.
  • Dan biarkan saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan amati dengan rasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.
  • Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.
  • Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.
  • Agama memang menjauhkan kita dari dosa, tapi berapa banyak dosa yang kita lakukan atas nama agama.
  • Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh, demikianlah pula dalam hidup manusia, bukan? Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain yang lebih sempurna, yang boleh menjadikan buah.
  • Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
  • Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?
  • Jangan kau katakan saya tidak dapat, tetapi katakan saya mau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun