Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Telinga P Ahok Panjang, Semoga Beliau Berumur Panjang

6 Maret 2015   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seringnya error di Kompasiana  membuat saya agak malas menulis, namun sudah janji saya kepada diri sendiri, bahwa saya tetap mau menulis.

Jadilah artikel abal-abal ini yang terinspirasi oleh hasil menonton rekaman ulang Ahok vs DPRD DKI. Video yang berdurasi sekitar 6 menit tersebut, membuat saya bisa mengamati “sang bintang”, Pak Ahok, termasuk body languagenya.

Sebelum beliau diberi kesempatan berbicara, saya lihat P Ahok tenang dan kelihatan santai. Kalau saya, pasti sudah  letih lesu ngantuk grogi, karena  malam sebelumnya, tidak bisa tidur. Saat diberi minuman , P Ahok mengucapkan terima kasih dengan senyumnya yang lepas, dan nampaknya malah mengucapkan 2 kali “terima kasih” dan tidak kelihatan galaknya sama sekali.

Saat mengambil mikrofon dan berbicara itulah kelihatan P Ahok yang asli, berapi-api. Karena sudah tahu dari media berita apa yang dibicarakan, saya hanya melihat wajah P Ahok saja, dan dari pengamatan tersebut, saya  melihat telinga kanannya.

Katanya (hanya katanya, jadi kebenarannya tidak bisa dibuktikan) kalau seseorang memiliki telinga yang panjang, maka umurnya juga panjang. Kalau P Ahok tetap konsisten dengan perjuangannya melawan korupsi, pasti rakyat yang anti korupsi akan tetap mengharapkan kehadirannya, agar bersama-sama bisa menciptakan negara yang bebas korupsi.

Tentunya semua mendoakan agar P Ahok sehat dan berumur panjang supaya tetap bisa mengabdi kepada rakyat yang dicintainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun