[caption id="attachment_331581" align="aligncenter" width="448" caption="au.fbtimes.com - Pacar yang warga Jerman berdoa di depan peti jenazah"][/caption]
[caption id="attachment_331582" align="aligncenter" width="448" caption="www.nbcnews.com - Foto Jennifer di atas peti jenazah"]
Dua minggu terakhir ini, koran-koran rame membicarakan tentang pembunuhan terhadap seorang transgender yang bernama “Jennifer” (nama aslinya Jeffrey Laude) . Koran berita serius semacam Kompas (bukan tabloid gossip) hampir setiap hari memuat berita pembunuhan tersebut. (Catatan : Di koran sini, berita seperti ini dianggap penting dan masuk headlines).
Kenapa koq sampai diributkan ? Jennifer adalah seorang yang kata keluarganya memiliki kecenderungan kewanita-wanitaan sejak kecil. Saat kuliah di perhotelan pun, memakai riasan dan baju wanita, sesuatu yang diijinkan di kampusnya.
Pada tanggal 11 Oktober 2014, Jennifer diketemukan tewas secara mengenaskan di suatu motel di Manila, dan tersangka pembunuhnya langsung bisa diketahui karena pada saat check-in di motel tersebut, beberapa temannya bersama-sama dengan dia, dan tahu benar dengan siapa dia “ngamar”. Belum diketahui penyebab dibunuhnya Jennifer, namun diduga si tersangka kecewa setelah tahu bahwa Jennifer bukan wanita asli.
Si tersangka adalah seorang tentara AL Amerika yang sedang bertugas di Filipina, bernama Joseph Scott Pemberton, berumur +/- 19 thn. Mungkin karena ini menyangkut warga asing, nampaknya pemerintah Filipina sangat berhati-hati menanggapi hal ini, dengan “menyembunyikan” si tersangkanya.
Jennifer memiliki seorang pacar pria, seorang warga Jerman yang tinggal di Jerman, yang bernama Marc Sueselbeck yang berencana menikah (gay marriage) tahun depan. Mereka berkenalan via media online dan si pacar pernah tinggal beberapa saat di Filipina. Saat diberitahu tentang tewasnya Jenniner, si pacar khusus terbang dari Jerman untuk mengucapkan belasungkawa ke keluarganya, dan membantu menyelidiki kasus ini. Dia menemani keluarganya sampai hari penguburan Jennifer.
Namun malang bagi dia, karena saat akan kembali ke Jerman sesudah penguburan Jennifer, dia ditahan oleh Imigrasi Manila dan tidak diijinkan terbang kembali ke Jerman, dengan tuduhan penghinaan terhadap tentara Filipina, saat melompat pagar ingin mengetahui keberadaaan si tersangka, yang katanya disembunyikan. Jadi sudah jatuh kehilangan pacarnya, dia tertimpa tangga pula karena ditahan.
Pelajaran penting dari kasus ini, di mana pun kita berada, jangan sampai menyinggung atau menyakiti orang lain, biar pun sedang emosi, apalagi kalau kita sebagai pendatang dan numpang di negara orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H