Dalam 2 artikel sebelumnya, saya menulis tentang ramalan adanya topan besar yang akan menimpa daratan Filipina. Topan dengan nama international Hagupit  dan nama lokal Ruby, telah memasuki wilayah Filipina, namun untunglah topan tersebut tidak sekencang seperti yang diramalkan, karena melemah saat memasuki daratan.
Namun demikian, topan tersebut tetap merusak bangunan-bangunan semi permanen di daerah yang dilewati langsung. Sesuai laporan dari televisi yang terus menerus menyiarkan siaran langsung dari semua lokasi bencana, Â bisa dikatakan hanya sedikit sekali korban, yang bahkan diragukan apakah meninggal karena topan atau karena sebab lainnya.
Ramalan sebelumnya, Metro Manila dan sekitarnya tidak akan terkena dampak langsung topan tersebut, namun nampaknya ada perubahan arah topan, sehingga Metro Manila dan sekitarnya juga diminta untuk siap tanggap darurat, dan saat ini dinyatakan dalam keadaan Signal no 2..
Pemerintah Filipina banyak dipuji atas kesiapannya dalam menangani topan ini, karena tidak mau kecolongan lagi seperti dalam bencana-bencana sebelumnya, dengan antara lain, memaksa warga agar dievakuasi, menyiapkan dropping makanan, dll, sehingga korban sangat minimal, bahkan nihil.
Demikian pula pemerintah daerah Metro Manila mengumumkan daerah siaga untuk beberapa tempat, dan meliburkan karyawan-karyawan pemerintah yang tidak terkait langsung dengan bencana tersebut, sedangkan untuk karyawan swasta, diserahkan kepada kebijakan masing-masing perusahaan. Hari ini, kantor kami meliburkan karyawannya  karena sudah menjadi acuan kantor, bahwa kalau pemerintah daerah meliburkan karyawannya, maka kami juga akan libur.
Saat ini lokasi tempat tinggal saya, di daerah Pasig, Metro Manila masih dilanda hujan rintik-rintik, awan mendung serta tiupan angin yang sedikit lebih kencang daripada pagi hari, diperkirakan hujan disertai angin kencang akan dimulai malam nanti atau besok pagi (mana yang benar, baru akan dibuktikan sesudah terjadi, karena ramalannya kadang berubah-ubah.. entahlah apakah karena topannya yang nakal atau peralatan serta petugasnya yang kurang canggih)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H